Mind Map Unsur-unsur Resensi
oleh Tiara Jasmine
Penilaian Terhadap Resensi Demokrasi Digital
Tiara
Jasmine Ammar-2 SIL
Koran Kompas merupakan salah satu surat kabar
yang sudah ada pada tahun 1964. Kompas
adalah pemberian nama dari mantan Presiden RI pertama, Soekarno. Salah satu
kolom yang ada pada koran Kompas
adalah kolom resensi yang berarti memuat penilaian seseorang terhadap suatu
karya seni berupa buku, film, drama, dll. Kali ini saya akan menilai resensi
yang dimuat dalam Kompas.
Menurut Daniel
Samad (1997: 7-8), unsur-unsur resensi yang harus ada pada sebuah resensi
adalah judul resensi, data buku, pendahuluan, tubuh atau isi pernyataan, dan
penutup. Yang pertama adalah mengenai judul. Judul resensi haruslah selaras
dengan keseluruhan isi resensi dan tentu saja harus menarik. Pada resensi kali
ini, penulis resensi menggunakan judul Demokrasi
Digital. Hal ini dinilai cukup
menarik. Dengan hanya melihat judulnya saja itu akan memunculkan pertanyaan,
“apa itu demokrasi digital?”, “adakah tantangan kepada masyarakat yang
menganutnya?”, dll. Kemungkinan pemilihan judul lainnya adalah penulis resensi
mengambil dari penggalan judul buku yang asli yaitu Demokrasi di Tangan Netizen: Tantangan dan Prospek Demokrasi Digital.
Pada unsur
resensi yang kedua, data buku, terdiri dari judul buku, pengarang, penerbit,
tahun terbit beserta cetakannya, tebal buku, harga buku. Semakin lengkap data
buku, maka akan semakin baik pula isi resensi yang ditawarkan kepda pembaca.
Namun sayang, pada resensi kali ini tidak tertera berapa harga buku yang sedang
diresensi. Padahal harga merupakan hal yang cukup penting dalam
menginformasikan sesuatu kepada orang lain. pengganti dari harga buku,
peresensi menambahkan adanya ISBN dari buku Demokrasi
di Tangan Netizen.
Unsur
resensi selanjutnya adalah pendahuluan. Kecerdasan peresensi bisa dilihat pada
bagian ini. Peresensi sengaja
mencantumkan pengertian demokrasi digital pada bagian pendahuluan. Bagi orang
yang penasaran lebih lanjut apa itu demokrasi digital, tentu tak akan
melawatkan satu barispun dari pengertian yang ditulis oleh Wasisto, si Peresensi.
Keputusannya untuk berbuat demikian tentu pertimbangan yang bagus karena ia
mampu membuka rasa penasaran pembaca.
Unsur
resensi yang sangat penting adalah isi resensi. Bagian ini memuat di antaranya
sinopsis buku, ulasan singkat dengan kutipan, kelemahan dan kekurangan buku,
tinjauan bahasa dan adanya kesalahan cetak. Buku yang diresensi adalah buku
nonfiksi. Bahasa yang digunakan cukup
mudah dimengerti meskipun ada beberapa kata seperti konstelasi yang tidak dijelaskan apa maksudnya. Juga ada beberapa
penggunaan bahasa asing yang sebenarnya bisa saja dicari padanannya dalam
bahasa Indonesia. Kekurangan dan kelebihan buku juga disinggung dalam resensi
ini. Hanya saja peresensi tidak secara detail menjelaskan apa kelebihan buku
yang diresensi. Peresensi hanya mengungkapkan secara terang-terangan apa
kelemahan dari buku yang diresensi. Secara keseluruhan, resensi yang dimuat
dalam Kompas cukup rapi. Tidak ada
kesalahan penulisan kata di dalamnya. Dalam resensi ini juga ia membandingkan buku
yang diresensi dengan buku karangan David T. Hill dan Krishna (2005) dan Rulli
Nasrullah (2015). Buku yang ditulis oleh Fayakhun Andriadi ini dianggap sebagai
pelengkap karya-karya sebelumnya yang serupa.
Unsur
terakhir yang tidak kalah penting adalah penutup. Penutup ini biasanya berisi
buku ini penting untuk siapa dan mengapa. Adanya bagian tersebut akan
memudahkan pembaca dalam menentukan buku apa yang pantas dibaca. Namun pada
resensi ini tidak ada hal tersebut.
Assalamu'alaikum Tiara. Saya, Febriyani. Tulisan yang kamu buat mengenai komentar resensi tersebut masih terdapat sedikit kekurangan, misalnya, antara paragraf pertama dan kedua tidak ada korelasi (hubungan) antara koran Kompas dengan teori resensi dari Daniel Samad, jadi hal tersebut agak membingungkan ketika dibaca. Kemudian, pada paragraf dua, akan lebih bagus lagi jika pembahasan mengenai teori Daniel Samad dengan judul resensi ditulis di paragraf terpisah. Terima kasih. Semoga berkenan :)
BalasHapus