Mindmap dan Komentar Resensi Demokrasi Digital
Luthfira Alifia
Apakah
artikel dari koran Kompas, Sabtu, 11 Maret 2017 dengan judul Demokrasi Digital
termasuk resensi? Tentu saja hal ini bisa diketahui dengan cara melihat
unsur-unsur resensi. Unsur-unsur resensi yang digunakan adalah buku yang
ditulis oleh Suwarna dengan judul Trik Menulis Puisi, Cerpen, Resensi Buku,
Opini/Esai.
Judul
resensi tidak sama dengan judul buku yang di resensi. Judul resensinya adalah
Demokrasi Digital yang sudah menggambarkan isi dari buku yang diresensi. Judul
resensi tersebut bertujuan untuk menarik perhatian pembaca dan mempermudah
pembaca untuk menangkap hal apa yang akan dibahas oleh peresensi.
Selain
itu, sebuah resensi tentunya perlu untuk mencantumkan identitas buku. Di dalam
identitas buku terdapat: judul buku yaitu Demokrasi di Tangan Netizen:
Tantangan & Prospek Demokrasi, penulis: Fayakhun Andriadi, editor atau
penerjemah: tidak dicantumkan editor atau penerjemah didalam resensi, enerbit: RMBOOKS,
Jakarta, edisi dan tahun terbit serta jumlah halamannya: cetakan pertama tahun
2016 dengan jumlah halaman xii + 349 halaman, harganya: tidak diinformasikan
harga buku yang diresensi padahal harga bisa menjadi pertimbangan pembaca untuk
membeli buku tersebut. Selain itu terdapat keterangan tambahan seperti: ISBN:
978-602-7936-62-1.
Setelah itu, peresensi perlu membuat
prolog yang memikat agar pembaca dapat menangkap gagasan dari penulis resensi.
Prolog dari resensi Demokrasi Digital terdapat di halaman pertama. Prolog yang
dibuat pun dapat menggambarkan isi dari resensi. Dan juga terdapat kutipan
berupa pengertian dari demokrasi digital sehingga pembaca mengetahui apa yang
dimaksud dengan demokrasi digital.
Isi buku yang di resensi isinya mengenai
kajian literatur demokrasi digital dimana tulisan dalam dunia maya akan
mempengaruhi masyarakat dan sebagai alat politik.Buku ini menginformasikan
tentang kehidupan sosial masyarakat dalam perkembangan teknologi. Kelebihan
buku ini adalah menampilkan beragam kajian literatur demokrasi digital,
utamanya kajian dari luar untuk melihat sisi teoretik kemungkinan penerapannya
dalam kasus Indonesia. Kekurangan buku yang di resensi ini adalah kurang
mengupas lebih detail mengenai praktiknya demokrasi digital di Indonesia,
terlebih mengenai kontestasi kuasa antara pemerintah melalui UU ITE dan
resistensi publik terhadap keterbukaan internet sebagai ruang alternatif
demokrasi baru.
Penulis resensi tentunya perlu untuk
memberi kutipan. Di dalam resensi ini terdapat kutipan untuk menunjang data
sebagai fakta yang diambil dari buku yang diresensi oleh peresensi. Di lembar
kedua, paragraf pertama tertera kutipan yaitu “Secara harfiah pengertian demokrasi digital dapat dipahami sebagai
implementasi demokrasi yang tidak terkungkung pada limitasi ruang waktu, atupun
batasan fisik lainnya. Demokrasi digital menggabungkan konsep demokrasi
perwakilan dan demokrasi partisipasif sehingga mampu mengeksplorasi dengan
cepat interaksi antara dunia maya dan sosial.” halaman 149-150. Di lembar
ketiga, paragraf ketiga tertera kutipan “Melekatnya
fungsi media sosial dengan publik kelas menengah terhadap isu politik
dikarenakan internet menciptakan adanya sensasi meruang (sense of space), sensasi
menyata (sense of real), ataupun juga sensasi kebersamaan (sense of
belonging).” halaman 122.
Penutup didalam resensi ini dikemas
dengan menampilkan kelemahan dan kelebihan buku. Kelemahannya yaitu buku ini
kurang mengupas secara lebih detail mengenai kontestasi kuasa antara pemerintah
melaui UU ITE dan resistensi publik terhadap keterbukaan internet sebagai ruang
alternatif demokrasi baru. Di dalam resensi ini penulis memberikan penutup
yaitu ‘Meskipun demikian, buku ini mampu memberikan sumbangan literasi penting
mengenai relasi internet dan politik’ hal ini termasuk ke dalam kelebihan
karena setelah mengungkapkan kelemahan tetapi peresensi memperhalusnya dengan
kalimat tersebut dan memberikan rekomendasi terhadap buku ini.
Jadi, resensi dengan judul Demokrasi
Digital yang diresensi oleh Wasisto Raharjo Jati seorang peneliti di Pusat
Penelitian Politik-LIPI termasuk kedalam resensi. Karena sudah memenuhi
unsur-unsur resensi.
Erika Meylinda Rosanti,
BalasHapusMind mapnya sudah bagus dari yang sebelumnya, dan isinya sudah memuat komentar tentang bagaimana penilaian Anda tentang resensi tersebut. Untuk esainya, sudah mengacu pada mind map yang sudah dibuat. Untuk kata-katanya supaya lebih dibakukan lagi ya.
Terima kasih. Sukses ya!
Hai, Lutfira!
BalasHapusMind map yang kamu buat sudah cukup menarik namun dari segi ukuran sepertinya terlalu kecil sehingga terasa sedikit sulit untuk membaca nya, dan juga dalam pemilihan variasi bentuk terlalu beragam sehingga menurut pandangan saya sebagai pembaca sedikit sulit untuk membacanya, namun secara keseluruhan sudah bagus. Selanjutnya mengenai komentar resensi yang kamu buat sudah cukup bagus namun masih ada beberapa kata-kata yang mengalami typo atau salah ketik, sebaiknya sebelum mengunggah ada baiknya dicek terlebih dahulu supaya tidak ada lagi kata-kata yang salah ketik. Semoga bermanfaat!