Senin, 10 April 2017

ANALISIS UNSUR RESENSI PADA TEKS RESENSI “DEMOKRASI DIGITAL” (Indriany Ayu M)

ANALISIS UNSUR RESENSI PADA TEKS RESENSI “DEMOKRASI DIGITAL”
Karya Wasisti Rahardjo Jati Dalam Koran Kompas, 11 Maret 2017
(TEORI  SUWARNA)

Oleh Indriany Ayu Miranthi
2125153705 (2 SIL)





                Resensi adalah “memindahkan” buku ke dalam bentuk tulisan yang berbeda.  Inti meresensi adalah mengomentari, menilai, menginformasikan dan menjadikan buku sebagai objeknya (Suwarna, 33:2012). Dalam meresensi terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menggolongkan apakah suatu tulisan termasuk kedalam tulisan resensi atau bukan, penggolongan ini dapat dilihat dari unsur-unsur yang terdapat dalam tulisan resensi yang kemudian dapat dicocokan dengan unsur-unsur resensi menurut beberapa ahli yang mengungkapkan pendapatnya mengenai unsur-unsur resensi tersebut.
            Pada kali ini penulis akan menggolongkan serta mengkritik resensi karya Wasisto Raharjo Jati yang berjudul ‘Demokrasi Digital, yang diterbitkan di koran kompas pada Sabtu,11 Maret 2017 dengan menggunakan unsur-unsur menurut Suwarna yang meyatakan bahwa sebuah resensi harus mengandung beberapa unsur yaitu, Judul tulisan yang menarik, Identitas buku (Judul buku, penulis buku, editor atau penerjemah, tahun terbit, harga buku), prolog yang memikat, isi yang padat (Informasikan isi buku, kelebihan buku, kekurangan buku), Beri ilustrasi atau kutipan, dan penutup dengan isi berupa saran, kritik, atau simpulan. Setelah menentukan unsur-unsur resensi yang dignakan maka selanjutnya adalah menyesuaikan unsur-unsur tersebut dengan teks yang terdapat dalam resensi sehingga kemudian  dapat ditetapkan suatu tulisan termasuk kedalam jenis tulisan resensi atau bukan.
          Demokrasi Digital judul resensi yang dipilih wasisto cukup menarik meski hanya mengutip bagian dari akhir judul buku tetapi dapat mempermudah pembaca untuk memahami maksud atau pesan yang ingin disampaikan oleh peresensi yakni membahas tentang demokrasi melalui digital, selain pemilihan judul ukuran huruf yang sebab ukuran buku yang cukup besar juga dapat mempengaruhi minat baca pembaca dan hal ini juga diterapka oleh peresensi dalam resensi ini. Selain judul yang mearik prolog dalam sebuah resensi juga diperlukan sebab prolog adalah bagian selanjutnya pembaca menilai suatu tulisan jika prolognya dapat menarik hati pembaca maka pembaca akan semakin tertarik untuk membaca paragraf-paragraf selanjutnya, dan prolog yang digunakan oleh wasisto sangat menarik. “demokrasi digital adalah istilah baru dalam menjelaskan persilangan relasi antara penggunaan media sosial, pemenuhan representasi dan artikulasi kepentingan, serta penguatan kelas menengah. Ketiganya merupakan faktor pentinga dalam menjelaskan konsistelasi sosial-politik yang berkembang di Indonesia hari ini dengan memunculkan media sosila sebagai pilar demokrasi kelima setelah pers.”  Begitulah prolog yang digunakan peresensi yang mana dalam prolog tersebut presensi menjelaskan lebih dahulu apa yang dimaksud dengan demokrasi digital sehingga pembaca memahami lebih dulu arti dari judul resensi.
          Setelah pembaca dimanjakan oleh judul dan prolog peresensi mencantumkan data buku secara terpisah yang mana peresensi menuliskan data buku di dalam kotak, data buku yang dicantumkan oleh peresensi jika dilihat pada teori suwarna data buku yang ditulis peresensi tidak lengkap dimana peresensi tidak mencantumkan editor buku dan harga buku, padahal harga buku sangat dibutuhkan bagi pembaca untuk dijadikan acuan ketika handak membeli buku, namun dalam data buku peresensi menambahkan data buku diluar data buku yang ditetapka oleh suwarna, yakni penerbit, tebal, dan nomor ISBN buku dan hal ini menjadi tambahan poin bagi resensi ini.
          Ketika pembaca telah terpikat oleh judul dan prolog yang disajikan diawal lalu kemudian ditambah mengenai informasi data buku yang diresensi, dan pada bagian inilah peresensi dapat menuangkan semua pendapat presensi mengenai sesuatu yang diresensinya. Pada bagian isi ini, sebgai mana yang telah disebutkan diatas, terdapat informasi isi buku dan kekurangan serta kelebihan buku. Pada resensi kali ini peresensi menuliskan isi resensi dengan menjabarkan isi yang terapat dibuku dengan membagi menjadi beberapa sub tema dalam resensinya, namun pada bagian isi resensi peresensi hanya menjabarkan isinya saja dengan bahasa yang kaku sehingga membuat pembaca awam kurang memahami resensi tersebut, dan dibagian isi ini peresensi tidak menuliskan kekurangan dan kelebihan buku secara rinci. Namun meski isi dalam resensi menggunakan bahasa yang kaku dan kurang dapat difahami oleh pembaca awam, bagaimana isi dari buku yang diresensi dan apa ingin disampaikan peresensi dapat tersampaikan dengan kemampuan peresensi mengutip beberapa bagian yang dalam isi buku sebagai penunjang isi resensi, dalam artian kutipan dengan kalimat-kalimat sebelum dan sesudahnya dapat menunjang pembuktian dan saling berhubungan.
          Lalu, bagian terakhir dalam meresensi adalah bagian penutup yang dalam resensi demokrasi digital peresensi memadatkan bagian ini dengan memasukkan isi buku secara singakat kelemahan serta kekurangan, meski kekurangan dan kelebihan buku tidak disampaikan secara rinci namun bagian penutup yang merupakan paragraf terakhir pada resensi ini sudah dapat membuat pembaca mengerti isi dari keselurhan isi resensi meski di pertengahan isi resensi pembaca awam kurang mengerti isi resensi. Setelah menganalisis unsur–unsur yang terdapat dalam resensi maka dapat disimpulkan bahwa tulisan ini merupakan benar resensi seperti yang telah dinyatakan diawal, karea hampir seluruh unsur resensi yang dikemukakan oleh suwarna terpenuhi pada setiap bagian-bagian tulisan ini.



2 komentar:

  1. Assalamualikum, Indri. Sedikit meberi saran untuk bagian data buku lebih baik dicantumkan secara lengkap apa saja yang ada didalam resensi. Sehingga dapat terlihat lebih jelas oleh pembaca apa saja yang dicantumkan pada data buku dan yang tidak dicantumkan oleh peresensi.

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum, Indri..
    Saya Erika Hermawati, ingin berkomentar bahwa mind map yang Indri buat tersebut, ketika saya mengeklik "view image" tidak bisa terlihat apa isi dari tulisannya.
    Lalu, mengenai esainya, saya menemukan beberapa tulisan yang salah ketik, salah peletakan huruf kapital, kurangnya penggunaan tanda baca, serta terdapat kalimat yang tidak efektif (memiliki arti yang sama tetapi digunakan secara bersamaan). Dan, pada bagian pembuka yang dibuat Indri dalam esai tersebut alangkah lebih baik, jika Indri membukanya cukup dengan 1-3 kalimat saja. Sekian dan terimakasih..

    BalasHapus