ANALISIS
UNSUR RESENSI PADA TEKS RESENSI “DEMOKRASI DIGITAL”
Karya Wasisti
Rahardjo Jati Dalam Koran Kompas, 11 Maret 2017
(TEORI SUWARNA)
Oleh Indriany Ayu Miranthi
2125153705 (2 SIL)
Resensi adalah “memindahkan” buku ke dalam bentuk tulisan yang berbeda. Inti meresensi adalah mengomentari, menilai,
menginformasikan dan menjadikan buku sebagai objeknya (Suwarna, 33:2012). Dalam
meresensi terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menggolongkan
apakah suatu tulisan termasuk kedalam tulisan resensi atau bukan, penggolongan
ini dapat dilihat dari unsur-unsur yang terdapat dalam tulisan resensi yang
kemudian dapat dicocokan dengan unsur-unsur resensi menurut beberapa ahli yang
mengungkapkan pendapatnya mengenai unsur-unsur resensi tersebut.
Pada kali ini penulis akan
menggolongkan serta mengkritik resensi karya Wasisto Raharjo Jati yang berjudul
‘Demokrasi Digital, yang diterbitkan di koran kompas pada Sabtu,11 Maret 2017
dengan menggunakan unsur-unsur menurut Suwarna yang meyatakan bahwa sebuah
resensi harus mengandung beberapa unsur yaitu, Judul tulisan yang menarik, Identitas
buku (Judul buku, penulis buku, editor atau penerjemah, tahun terbit, harga
buku), prolog yang memikat, isi yang padat (Informasikan isi buku, kelebihan
buku, kekurangan buku), Beri ilustrasi atau kutipan, dan penutup dengan isi
berupa saran, kritik, atau simpulan. Setelah menentukan unsur-unsur resensi
yang dignakan maka selanjutnya adalah menyesuaikan unsur-unsur tersebut dengan teks
yang terdapat dalam resensi sehingga kemudian dapat ditetapkan suatu tulisan termasuk
kedalam jenis tulisan resensi atau bukan.
Demokrasi Digital judul resensi yang dipilih wasisto cukup menarik meski
hanya mengutip bagian dari akhir judul buku tetapi dapat mempermudah pembaca
untuk memahami maksud atau pesan yang ingin disampaikan oleh peresensi yakni
membahas tentang demokrasi melalui digital, selain pemilihan judul ukuran huruf
yang sebab ukuran buku yang cukup besar juga dapat mempengaruhi minat baca
pembaca dan hal ini juga diterapka oleh peresensi dalam resensi ini. Selain judul
yang mearik prolog dalam sebuah resensi juga diperlukan sebab prolog adalah
bagian selanjutnya pembaca menilai suatu tulisan jika prolognya dapat menarik
hati pembaca maka pembaca akan semakin tertarik untuk membaca paragraf-paragraf
selanjutnya, dan prolog yang digunakan oleh wasisto sangat menarik. “demokrasi digital adalah istilah baru dalam
menjelaskan persilangan relasi antara penggunaan media sosial, pemenuhan representasi
dan artikulasi kepentingan, serta penguatan kelas menengah. Ketiganya merupakan
faktor pentinga dalam menjelaskan konsistelasi sosial-politik yang berkembang
di Indonesia hari ini dengan memunculkan media sosila sebagai pilar demokrasi kelima
setelah pers.” Begitulah prolog yang
digunakan peresensi yang mana dalam prolog tersebut presensi menjelaskan lebih
dahulu apa yang dimaksud dengan demokrasi digital sehingga pembaca memahami lebih
dulu arti dari judul resensi.
Setelah pembaca dimanjakan
oleh judul dan prolog peresensi mencantumkan
data buku secara terpisah yang mana peresensi menuliskan data buku di dalam kotak,
data buku yang dicantumkan oleh peresensi jika dilihat pada teori suwarna data
buku yang ditulis peresensi tidak lengkap dimana peresensi tidak mencantumkan editor
buku dan harga buku, padahal harga buku sangat dibutuhkan bagi pembaca untuk
dijadikan acuan ketika handak membeli buku, namun dalam data buku peresensi
menambahkan data buku diluar data buku yang ditetapka oleh suwarna, yakni
penerbit, tebal, dan nomor ISBN buku dan hal ini menjadi tambahan poin bagi resensi ini.
Ketika pembaca telah
terpikat oleh judul dan prolog yang disajikan diawal lalu kemudian ditambah
mengenai informasi data buku yang diresensi, dan pada bagian inilah peresensi
dapat menuangkan semua pendapat presensi mengenai sesuatu yang diresensinya. Pada
bagian isi ini, sebgai mana yang telah disebutkan diatas, terdapat informasi isi
buku dan kekurangan serta kelebihan buku. Pada resensi kali ini peresensi
menuliskan isi resensi dengan menjabarkan isi yang terapat dibuku dengan
membagi menjadi beberapa sub tema dalam resensinya, namun pada bagian isi resensi
peresensi hanya menjabarkan isinya saja dengan bahasa yang kaku sehingga
membuat pembaca awam kurang memahami resensi tersebut, dan dibagian isi ini
peresensi tidak menuliskan kekurangan dan kelebihan buku secara rinci. Namun meski
isi dalam resensi menggunakan bahasa yang kaku dan kurang dapat difahami oleh
pembaca awam, bagaimana isi dari buku yang diresensi dan apa ingin disampaikan peresensi
dapat tersampaikan dengan kemampuan peresensi mengutip beberapa bagian yang
dalam isi buku sebagai penunjang isi resensi, dalam artian kutipan dengan
kalimat-kalimat sebelum dan sesudahnya dapat menunjang pembuktian dan saling
berhubungan.
Lalu, bagian terakhir dalam
meresensi adalah bagian penutup yang dalam resensi demokrasi digital peresensi memadatkan bagian ini dengan memasukkan
isi buku secara singakat kelemahan serta kekurangan, meski kekurangan dan
kelebihan buku tidak disampaikan secara rinci namun bagian penutup yang
merupakan paragraf terakhir pada resensi ini sudah dapat membuat pembaca
mengerti isi dari keselurhan isi resensi meski di pertengahan isi resensi
pembaca awam kurang mengerti isi resensi. Setelah menganalisis unsur–unsur yang
terdapat dalam resensi maka dapat disimpulkan bahwa tulisan ini merupakan benar
resensi seperti yang telah dinyatakan diawal, karea hampir seluruh unsur
resensi yang dikemukakan oleh suwarna terpenuhi pada setiap bagian-bagian
tulisan ini.
Assalamualikum, Indri. Sedikit meberi saran untuk bagian data buku lebih baik dicantumkan secara lengkap apa saja yang ada didalam resensi. Sehingga dapat terlihat lebih jelas oleh pembaca apa saja yang dicantumkan pada data buku dan yang tidak dicantumkan oleh peresensi.
BalasHapusAssalamualaikum, Indri..
BalasHapusSaya Erika Hermawati, ingin berkomentar bahwa mind map yang Indri buat tersebut, ketika saya mengeklik "view image" tidak bisa terlihat apa isi dari tulisannya.
Lalu, mengenai esainya, saya menemukan beberapa tulisan yang salah ketik, salah peletakan huruf kapital, kurangnya penggunaan tanda baca, serta terdapat kalimat yang tidak efektif (memiliki arti yang sama tetapi digunakan secara bersamaan). Dan, pada bagian pembuka yang dibuat Indri dalam esai tersebut alangkah lebih baik, jika Indri membukanya cukup dengan 1-3 kalimat saja. Sekian dan terimakasih..