Senin, 10 April 2017

Esai Resensi Demokrasi Digital - Elfrida Sakti Aulia




Nama: Elfrida Sakti Aulia (2125150513)
Kelas: 2 SIL



Mengomentari Resensi “Demokrasi Digital”


            Dalam resensi yang berjudul “Demokrasi Digital” yang ditulis oleh Wasisto Raharjo Jati dan diterbitkan oleh koran Kompas pada hari Sabtu, 11 Maret 2017 setelah dibaca dan dipahami, terdapat unsur-unsur resensi seperti yang dikatakan oleh Dadan Suwarna dalam bukunya yang berjudul Trik Menulis (34-37), yaitu diantaranya judul resensi, pembukaan, data buku, tubuh atau isi resensi, kutipan atau ilustrasi, dan penutup. Untuk lebih jelasnya lagi, saya akan menjelaskan satu per satu unsur-unsur resensi yang terdapat dalam resensi “Demokrasi Digital” tersebut.
            “Demokrasi Digital” adalah judul resensi yang ditulis oleh sang penulis, Wasisto. Judul resensi tentu saja berbeda dengan judul buku yang diresensi tersebut. Judul resensi dibuat sedemikian rupa sehingga menarik para konsumen agar mau membaca resensi nya dan tertarik untuk membeli bukunya. Tapi tentu saja, dalam menentukan judul resensi diharuskan untuk menentukan nya sesuai dengan materi buku yang diresensikan agar tidak terjadi kesalahpahaman antara judul resensi dengan judul buku yang diresensi.
            Selanjutnya pembukaan. Dalam teori yang dikatakan oleh Dadan Suwarna, terdapat pembukaan dalam unsur-unsur resensi. Pembukaan dalam resensi “Demokrasi Digital” ini terdapat pada paragraf pertama sampai dengan paragraf enam. Penjelasan mengenai gambaran buku sudah cukup informatif, peresensi mencantumkan istilah demokrasi digital pada halaman depan yang cukup memberikan gambaran terhadap apa yang dimaksud dengan demokrasi digital, namun penjelasan mengenai latar belakang pengarang tidak dijelaskan oleh peresensi, sehingga pembaca merasa harus meraba-raba tentang siapakah sosok dibalik penulis buku tersebut. Namun secara keselurhan, pembukaan dalam resensi yang ditulis oleh peresensi sudah cukup menarik dan cukup memberikan gambaran.
            Lalu terdapat data buku yang berisi tentang judul buku yang diresensi, yaitu Demokrasi di Tangan Netizen: Tantangan dan Prospek Demokrasi Digital dengan ISBN 978-602-7936-62-1. Buku ini ditulis oleh Fayakhun Andriadi. Buku ini diterbitkan oleh penerbit RMBOOKS dan diterbitkan di Jakarta. Buku ini merupakan cetakan pertama yang terbit pada tahun 2016. Tebal halaman buku ini adalah 349 halaman + xii. Namun dalam penulisan data buku yang ditulis oleh peresensi terdapat kekurangan yaitu peresensi tidak mencantumkan harga buku yang diresensinya. Boleh jadi peresensi tidak mencantumkan harga buku tersebut dikarenakan peresensi ingin pembaca sendiri yang mengetahui langsung berapakah harga buku tersebut.
            Lalu selanjutnya terdapat tubuh atau isi resensi buku yang terdapat pada paragraf ke enam sampai ke sepuluh. Sinopsis yang ditulis oleh peresensi cukup menggambarkan tentang isi buku yang diresensi. Kelebihan buku tersebut dijelaskan pada paragraf ke enam yanng isinya “Buku nini secara garis besar berkontribusi penting dalam menciptakan wacana terhadap prospek dan tantangan demokrasi digital di Indonesia”. Dalam kutipan tersebut dapat diketahui bahwa buku Demokrasi di Tangan Netizen: Tantangan dan Prospek Demokrasi Digital dapat meyumbang kontribusi yang cukup besar dan dapat berpengaruh dalam prospek dan tantangan dalam demokrasi digital yang ada di Indonesia pada saat ini. Ini  merupakan suatu bentuk kelebihan yang ada pada buku ini. Selain itu juga terdapat satu kelebihan yang ada pada buku ini yaitu buku ini dapat melengkapi kajian-kajian terdahulunya mengenai transformasi demokrasi yang sebelumnya bersifat spasial, kini menjadi bersifat digital. Sedangkan ketidakjelasan mengenai praktik demokrasi digital di Indonesia menjadi kekurangan dalam buku ini, seperti yang telah dituliskan oleh sang peresensi, yaitu terletak pada paragraf ke sepuluh, kalimat ke dua yang isinya, “Namun, kelemahan buku ini kurang mengupas secara lebih detail mengenai praktiknya demokrasi digital di Indonesia, terlebih mengenai UU ITE dan resistensi publik terhadap keterbukaan internet sebagai ruang alternatif demokrasi baru”.
            Unsur resensi selanjutnya dalah kutipan atau ilustrasi. Dalam resensi ini terdapat 2 kutipan, yang pertama terdapat pada paragraf pertama yaitu: “Secara harfiah pengertian demokrasi digital dapat dipahami sebagai implementasi demokrasi yang tidak terkungkung pada limitasi ruang, waktu, ataupun batasan fisik lainnya. Demokrasi digital menggabungkan konsep demokrasi partisipatif sehingga mempu mengeksplorasi dengan cepat interaksi dengan dunia maya dan sosial. (hal 149-150). Jadi dengan menggabungkan konsep demokrasi perwakilan dan demokrasi partisipatif, akan mampu mengeksplorasi antara dunia maya dengan dunia sosial dengan cepat. Lalu terdapat pula kutipan pada resensi tersebut pada paragraf ke 9 yaitu: “Melekatnya fungsi sosial dengan publik kelas menengah terhadap isu politik dikarenakan internet menciptakan adanya sensasi seruang (sense of space), sensasi menyata (sense of real), dan juga sensasi kebersamaan (sense of belonging), (hal. 122).” Dengan adanya internet yang sekarang bisa bebas diakses oleh siapa saja di seluruh Indonesia bahkan seluruh dunia, maka terciptalah suatu perasaan bahwa dimana ada suatu peristiwa terjadi, maka di berbagai tempat pun akan merasakan hal yang sama, merasakan peristiwa tersebut, karena melihat perkembangan internet saat ini yang sudah cukup luas cakupan nya hingga ke pelosok daerah.

Lalu unsur resensi yang terakhir adalah penutup. Penutup terdapat pada paragraf terakhir atau ke 10 dan pada kalimat terakhir yaitu, “Meskipun demikian, buku ini mampu memberikan sumbangan literasi penting mengenai relasi internet dan politik di Indonesia.”. Pada poin penutup sebenarnya tidak terlalu terlihat dengan jelas siapa sasaran yang dituju oleh buku tersebut, namun berdasarkan dengan apa yang telah ditulis oleh peresensi maka sasaran yang dituju adalah seluruh pelaku pengguna internet dan seluruh komoponen masyarakat yang dapat ikut serta dalam pembangunan politik di Indonesia seperti para mahasiswa, pegawai, pedagang, dan seluruh lapisan masyarakat, karena kita sebagai masyarakat pun bisa ikut andil dalam pembangunan politik di Indonesia dengan sarana media massa dan tentu saja dengan cara dan porsi kita masing-masing.

2 komentar:

  1. Mind map yang dibuat Elfrida, alangkah lebih baik memainkan unsur warna lain, agar terlihat lebih jelas antara tiap unsurnya. Kemudian, untuk penulisan dengan konsep yang dibentuk dalam mind map sudah terjadi kesinambungan. Hanya saja, pada penulisan "ke 10" terjadi kesalahan, seharusnya angka 10 ditulis dengan huruf. Terimakasih

    BalasHapus
  2. ANASTASIA RITA

    Selamat pagi Elfrida, saya ingin mengomentari mindmap dan esai anda berdasarkan hasil analisis Resensi yang berjudul "Demokrasi Digital" karya Wasisto Raharjo Jati. Untuk mindmap yang anda unggah terpotong pada bagian tulisan membuat pendahuluan. Untuk mindmap anda masih mencantumkan kutipan paragrafnya saja. Seharusnya lebih dikembangkan lagi. Terima kasih. Komentar Resensi Elfrida dari Anastasia Rita

    BalasHapus