Nama: Elfrida Sakti
Aulia (2125150513)
Kelas: 2 SIL
Mengomentari
Resensi “Demokrasi Digital”
Dalam resensi yang berjudul “Demokrasi Digital” yang
ditulis oleh Wasisto Raharjo Jati dan diterbitkan oleh koran Kompas pada hari
Sabtu, 11 Maret 2017 setelah dibaca dan dipahami, terdapat unsur-unsur resensi
seperti yang dikatakan oleh Dadan
Suwarna dalam bukunya yang berjudul Trik
Menulis (34-37), yaitu diantaranya judul resensi, pembukaan, data buku,
tubuh atau isi resensi, kutipan atau ilustrasi, dan penutup. Untuk lebih jelasnya lagi, saya
akan menjelaskan satu per satu unsur-unsur resensi yang terdapat dalam resensi
“Demokrasi Digital” tersebut.
“Demokrasi Digital” adalah judul resensi yang ditulis
oleh sang penulis, Wasisto. Judul resensi tentu saja berbeda dengan judul buku
yang diresensi tersebut. Judul resensi dibuat sedemikian rupa sehingga menarik
para konsumen agar mau membaca resensi nya dan tertarik untuk membeli bukunya. Tapi
tentu saja, dalam menentukan judul resensi diharuskan untuk menentukan nya
sesuai dengan materi buku yang diresensikan agar tidak terjadi kesalahpahaman
antara judul resensi dengan judul buku yang diresensi.
Selanjutnya pembukaan. Dalam teori yang dikatakan oleh
Dadan Suwarna, terdapat pembukaan dalam unsur-unsur resensi. Pembukaan dalam
resensi “Demokrasi Digital” ini terdapat pada paragraf pertama sampai dengan
paragraf enam. Penjelasan mengenai gambaran buku sudah cukup informatif, peresensi
mencantumkan istilah demokrasi digital pada halaman depan yang cukup memberikan
gambaran terhadap apa yang dimaksud dengan demokrasi digital, namun penjelasan
mengenai latar belakang pengarang tidak dijelaskan oleh peresensi, sehingga
pembaca merasa harus meraba-raba tentang siapakah sosok dibalik penulis buku
tersebut. Namun secara keselurhan, pembukaan dalam resensi yang ditulis oleh
peresensi sudah cukup menarik dan cukup memberikan gambaran.
Lalu terdapat data buku yang berisi tentang judul buku
yang diresensi, yaitu Demokrasi di Tangan Netizen: Tantangan dan Prospek
Demokrasi Digital dengan ISBN 978-602-7936-62-1. Buku ini ditulis oleh Fayakhun
Andriadi. Buku ini diterbitkan oleh penerbit RMBOOKS dan diterbitkan di
Jakarta. Buku ini merupakan cetakan pertama yang terbit pada tahun 2016. Tebal halaman
buku ini adalah 349 halaman + xii. Namun dalam penulisan data buku yang ditulis
oleh peresensi terdapat kekurangan yaitu peresensi tidak mencantumkan harga
buku yang diresensinya. Boleh jadi peresensi tidak mencantumkan harga buku tersebut
dikarenakan peresensi ingin pembaca sendiri yang mengetahui langsung berapakah
harga buku tersebut.
Lalu selanjutnya terdapat tubuh atau isi resensi buku
yang terdapat pada paragraf ke enam sampai ke sepuluh. Sinopsis yang ditulis
oleh peresensi cukup menggambarkan tentang isi buku yang diresensi. Kelebihan buku
tersebut dijelaskan pada paragraf ke enam yanng isinya “Buku nini secara garis besar berkontribusi penting dalam menciptakan
wacana terhadap prospek dan tantangan demokrasi digital di Indonesia”. Dalam
kutipan tersebut dapat diketahui bahwa buku Demokrasi di Tangan Netizen:
Tantangan dan Prospek Demokrasi Digital dapat meyumbang kontribusi yang cukup besar
dan dapat berpengaruh dalam prospek dan tantangan dalam demokrasi digital yang
ada di Indonesia pada saat ini. Ini merupakan suatu bentuk kelebihan yang ada pada
buku ini. Selain itu juga terdapat satu kelebihan yang ada pada buku ini yaitu
buku ini dapat melengkapi kajian-kajian terdahulunya mengenai transformasi
demokrasi yang sebelumnya bersifat spasial, kini menjadi bersifat digital. Sedangkan
ketidakjelasan mengenai praktik demokrasi digital di Indonesia menjadi
kekurangan dalam buku ini, seperti yang telah dituliskan oleh sang peresensi,
yaitu terletak pada paragraf ke sepuluh, kalimat ke dua yang isinya, “Namun, kelemahan buku ini kurang mengupas
secara lebih detail mengenai praktiknya demokrasi digital di Indonesia,
terlebih mengenai UU ITE dan resistensi publik terhadap keterbukaan internet
sebagai ruang alternatif demokrasi baru”.
Unsur resensi selanjutnya dalah kutipan atau ilustrasi.
Dalam resensi ini terdapat 2 kutipan, yang pertama terdapat pada paragraf
pertama yaitu: “Secara harfiah pengertian
demokrasi digital dapat dipahami sebagai implementasi demokrasi yang tidak
terkungkung pada limitasi ruang, waktu, ataupun batasan fisik lainnya.
Demokrasi digital menggabungkan konsep demokrasi partisipatif sehingga mempu
mengeksplorasi dengan cepat interaksi dengan dunia maya dan sosial. (hal
149-150). Jadi dengan menggabungkan konsep demokrasi perwakilan dan
demokrasi partisipatif, akan mampu mengeksplorasi antara dunia maya dengan
dunia sosial dengan cepat. Lalu
terdapat pula kutipan pada resensi tersebut pada paragraf ke 9 yaitu: “Melekatnya fungsi sosial dengan publik kelas
menengah terhadap isu politik dikarenakan internet menciptakan adanya sensasi
seruang (sense of space), sensasi menyata (sense of real), dan juga sensasi
kebersamaan (sense of belonging), (hal. 122).” Dengan adanya internet yang
sekarang bisa bebas diakses oleh siapa saja di seluruh Indonesia bahkan seluruh
dunia, maka terciptalah suatu perasaan bahwa dimana ada suatu peristiwa
terjadi, maka di berbagai tempat pun akan merasakan hal yang sama, merasakan
peristiwa tersebut, karena melihat perkembangan internet saat ini yang sudah
cukup luas cakupan nya hingga ke pelosok daerah.
Lalu
unsur resensi yang terakhir adalah penutup. Penutup terdapat pada paragraf
terakhir atau ke 10 dan pada kalimat terakhir yaitu, “Meskipun demikian, buku ini mampu memberikan sumbangan literasi
penting mengenai relasi internet dan politik di Indonesia.”. Pada
poin penutup sebenarnya tidak terlalu terlihat dengan jelas siapa sasaran yang
dituju oleh buku tersebut, namun berdasarkan dengan apa yang telah ditulis oleh
peresensi maka sasaran yang dituju adalah seluruh pelaku pengguna internet dan
seluruh komoponen masyarakat yang dapat ikut serta dalam pembangunan politik di
Indonesia seperti para mahasiswa, pegawai, pedagang, dan seluruh lapisan masyarakat,
karena kita sebagai masyarakat pun bisa ikut andil dalam pembangunan politik di
Indonesia dengan sarana media massa dan tentu saja dengan cara dan porsi kita
masing-masing.
Mind map yang dibuat Elfrida, alangkah lebih baik memainkan unsur warna lain, agar terlihat lebih jelas antara tiap unsurnya. Kemudian, untuk penulisan dengan konsep yang dibentuk dalam mind map sudah terjadi kesinambungan. Hanya saja, pada penulisan "ke 10" terjadi kesalahan, seharusnya angka 10 ditulis dengan huruf. Terimakasih
BalasHapusANASTASIA RITA
BalasHapusSelamat pagi Elfrida, saya ingin mengomentari mindmap dan esai anda berdasarkan hasil analisis Resensi yang berjudul "Demokrasi Digital" karya Wasisto Raharjo Jati. Untuk mindmap yang anda unggah terpotong pada bagian tulisan membuat pendahuluan. Untuk mindmap anda masih mencantumkan kutipan paragrafnya saja. Seharusnya lebih dikembangkan lagi. Terima kasih. Komentar Resensi Elfrida dari Anastasia Rita