Senin, 10 April 2017

Mind Map Komentar Resensi Beserta Pengembangannya - Rahma Annisa







KOMENTAR RESENSI
“DEMOKRASI DIGITAL”
KARYA WASISTO RAHARJO JATI
Oleh Rahma Annisa
               
Resensi ialah mengungkapkan kembali secara tertulis apa saja yang dilihat atau dibaca dengan cara tertentu (Sudaryanto: 2008). Wasisto Raharjo Jati seorang peneliti di pusat penelitian politik LIPI meresensi sebuah buku bertemakan sosial politik yang dimuat di  koran harian kompas, Sabtu, 11 Maret 2017. Judul buku yang diresensi adalah “Demokrasi di Tangan Netizen: Tantangan & prospek Demokrasi Digital”. Dari tulisan resensi tersebut, judul resensi tidak dituliskan sama dengan judul buku. Perensensi membuat judul yang menarik untuk calon pembaca yaitu, “Demokrasi Digital”.  Data buku diungkapkan secara rinci, yaitu nama penulis Dr. Ir. Fayakhun Andriadi, M.Kom, penerbit buku RMBooks, buku ini terbit pada Oktober 2016, tebal buku 349 halaman, dan nomor ISBN: 978-602-793662-1 namun peresensi tidak mencantumkan harga buku. Padahal, mencatumkan harga buku itu penting bagi calon pembaca untuk pertimbangan dia membeli buku tersebut atau tidak.
Sebuah pengantar dituliskan peresensi untuk halaman pertama resensi. “Demokrasi digital adalah istilah baru dalam menjelaskan persilangan relasi antara penggunaan media sosial, pemenuhan representasi dan artikulasi kepentingan, serta penguatan kelas menengah. Ketiganya merupakan faktor penting dalam menjelaskan konstelasi sosial-politik yang berkembang di Indonesia hari ini dengan memunculkan media sosial sebagai pilar demokrasi kelima setelah pers.” Tulisan tersebut menurut saya cukup mengantarkan calon pembeli untuk mengetahui apa yang akan dibahas pada buku tersebut
 Di halaman selanjutnya, peresensi lebih luas mengulaskan tentang isi buku tersebut dengan menuliskan kutipan dari buku, sinopsis dan meringkas bab yang terdapat pada buku tersebut. Peresensi juga membandingkan buku tersebut dengan buku yang memiliki tema yang sama. Namun, yang disayangkan peresensi tidak menuliskan latar belakang penulis buku dan prestasi yang pernah diraih penulis. Alangkah lebih baik jika sebuah resensi juga mengulaskan tentang latar belakang penulis, jadi buku tersebut mendapat nilai tambah di mata calon pembaca.
Di akhir paragraf peresensi mengulaskan garis besar, kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut.  
 Namun, kelemahannya, buku ini kurang mengupas secara lebih detail mengenai praktiknya demokrasi digital di Indonesia, terlebih mengenai kontestasi kuasa antara pemerintah melalui UU ITE dan resistensi publik terhadap keterbukaan internet sebagai ruang alternatif demokrasi baru. Meskipun demikian, buku ini mampu memberikan sumbangan literasi penting mengenai relasi internet dan politik di Indonesia.” Pada kutipan ini, peresensi menuliskan kelemahan buku tersebut secara tidak frontal. Karena pada kalimat setelah mengulas kelemahan, peresensi menimpalnya kembali dengan kelebihan. Seperti pembukaan dan isi resensi ini, peresensi melupakan satu bagian dari unsur meresensi buku. Bagian penutup, peresensi tidak menuliskan saran dan manfaat dari buku tersebut.


2 komentar:

  1. Halo Rahma. Untuk mind map yang kamu buat sudah bagus karena menarik dan singkat, tetapi enak dibaca. Namun, ada kesalahan penulisan di dalamnya. Untuk pengembangan dari mind map penjelasan tentang penulis resensi sendiri sangat mendukung tulisan yang peresensi buat karena berada di ranah yang sama, yaitu politik. Tapi terdapat kesalahan penempatan seperti latar belakang peresensi menurut teori Dalman yang saya baca dijelaskan di bagian pendahuluan bukan di bagian isi. Semoga komentar saya berguna dalam tulisan-tulisan kamu ke depannya;)

    BalasHapus
  2. Selamat Malam, Rahma! Saya Devita, saya ingin mengomentari penilaian Anda terhadap resensi "Demokrasi Digital" karya Wasisto Raharjo Jati. Saya akan mengomentari bagian mind map terlebih dahulu, mind map yang Anda buat pada bagian data buku kurang sesuai. Hal tersebut karena Rahma tidak membahas tentang harga buku di mind map, sedangkan pada komentar Anda ada harga buku yang dibahas. Selanjutnya, menurut saya, kalimat pertama dengan kalimat kedua pada paragraf pertama kurang ada kesinambungan.Mungkin akan lebih baik jika Anda mencari suatu kalimat yang dapat menghubungkan kedua kalimat tersebut. Pada komentar ini, Anda seharusnya tidak perlu menjelaskan mengenai apa saja data buku, karena ini adalah esai evaluatif bukan deskriptif. Kutipan - kutipan pendukung yang Anda gunakan untuk memperkuat pendapat Anda sudah tepat pada tempatnya. Sebaiknya di akhir paragraf Anda memberikan kesimpulan secara global tentang bagaimana resensi tersebut menurut pandangan Anda. Terimakasih. Semoga komentar saya dapat bermanfaat sehingga ke depannya Anda semakin mahir dalam menulis. Salam Literasi!:)

    BalasHapus