KOMENTAR TERHADAP RESENSI “DEMOKRASI DIGITAL”
Ulfah Ratna Sari
(Mind Map Resensi)
Menulis
sebuah resensi bukanlah suatu hal yang mudah. Ada beberapa unsur – unsur yang
perlu diperhatikan. Menurut Daniel (1997) unsur – unsur dalam resensi antara
lain yaitu, judul resensi, identitas buku, pendahuluan, isi resensi dan
penutup. Resensi yang baik adalah resensi yang memenuhi kelengkapan unsur –
unsur tersebut.
Dalam
hal ini, penulis akan mengulas sebuah resensi berjudul “Demokrasi Digital” yang
ditulis oleh Wasisto Raharjo Jati. Ditinjau
dari segi unsur, resensi tersebut sudah memenuhi lima unsur resensi. Pertama,
dari segi judul, peresensi memberi judul “Demokrasi Digital”, berbeda dengan
judul buku yang diresensi yaitu “Demokrasi di Tangan Netizen; Tantangan dan
Prospek Demokrasi Digital. Penulis rasa judul tersebut cukup menarik, sebab
membuat penulis bertanya – tanya apa maksud dari judul tersebut. Selain itu
judul “Demokrasi Digital” juga merupakan inti sari dari pembahasan buku
tersebut.
Beralih
ke bagian identitas buku. Menurut Daniel, (1997: 7-8) identitas buku terdiri
atas; judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, tebal buku dan
harga buku. Dalam resensi yang ditulis oleh Wasisto Raharjo Jati tersebut hanya
memenuhi 5 dari 6 bagian. Di mana, Wasisto hanya menyebutkan judul buku, nama pengarang, nama
penerbit, tahun terbit dan tebal buku tetapi tidak menyebutkan harga buku. Padahal,
harga buku merupakan salah satu elemen penting dalam mempertimbangkan apakah buku
tersebut layak untuk dibeli atau tidak. Namun, dalam resensinya Wasisto
menambahkan nomor ISBN dari buku tersebut.
Unsur
yang selanjutnya, yaitu pendahuluan, menurut penulis, peresensi telah membuka
resensinya dengan pendahuluan yang baik, di mana dalam pendahuluan tersebut
peresensi memuat pengertian dari Demokrasi Digital yang merupakan pokok
bahasan. Dalam resensinya, Wasisto menulis, “Demokrasi
digital adalah istilah baru dalam menjelaskan persilangan relasi antara
penggunaan media social, pemenuhan representasi dan artikulasi kepentingan,
serta penguatan kelas menengah. Ketiganya merupakan factor penting dalam
menjelaskan konstelasi social-politik yang berkembang di Indonesia hari ini
dengan memunculkan media social sebagai pilar demokrasi kelima setelah pers.”
Kemudian
mari melirik dari segi isi resensi. Dalam resensinya, Wasito menuliskan sebuah
sinopsis yang terletak pada kalimat pertama paragraf terakhir yaitu, “Buku ini secara garis besar menampilkan
beragam literature demokrasi digital, utamanya kajian dari luar untuk melihat
sisi teoretik kemungkinan penerapannya dalam kasus Indonesia.” Dalam
resensi tersebut, juga ada kutipan - kutipan buku yang terletak di beberapa
paragraf serta adanya keunggulan dan kelemahan buku. Namun, sangat disayangkan
perensi tidak mencantumkan tinjauan bahasa serta ada atau tidaknya kesalahan
cetak. Dalam resensi ini pun peresensi sama sekali tidak menyinggung latar
belakang penulis buku. Padahal latar belakang penulis buku merupakan satu hal
yang rasanya perlu ada, sebab melalui latar belakang penulis, pembaca dapat
mengetahui apakah penulis memiliki latar belakang yang berkaitan dengan buku
yang ditulisnya. Namun, ada satu nilai tambah dari resensi ini yaitu, peresensi
mencantumkan perbandingan antara buku yang diresensinya dengan tiga buku yang
berupaya mengupas tema sejenis.
Unsur
yang terakhir dalam menulis resensi yaitu penutup. Dalam resensinya, Wasito
menuliskan kalimat penutup yang juga merupakan sebuah keunggulan buku yang
berbunyi “Meskipun demikian, buku ini
mampu memberikan sumbangan literasi penting mengenai relasi internet dan
politik di Indonesia”. Namun, sangat disayangkan Wasito tidak mencantumkan
saran dan rekomendasi sasaran. Padahal kedua hal tersbut cukup penting untuk
memberi informas apakah buku tersebut bagus dibaca atau tidak dan siapa sasaran
dari buku tersebut.
Menurut
penulis, secara garis besar, resensi berjudul “Demokrasi Digital” ini sudah
cukup baik meskipun masih ada beberapa bagian unsur resensi yang tidak
tercantum.
Halo Ulfah. Tulisan kamu sudah bagus karena merujuk inpersonal, yang di sini kamu sebut penulis dan juga sudah sesuai dengan mind map yang kamu buat. Bahasa yang digunakan juga jelas sehingga mudah dibaca.
BalasHapusAssalamualaikum, ulfah. Untuk komentar terhadap 'demokrasi digital' masih terdapat kekurangan pada bagian identitas buku. Identitas buku tidak dicantumkan apa judul bukunya, siapa pengarangnya, nama penerbitnya, kapan buku ini diterbitkan, dan berapa tebal halamannya secara lengkap. Padahal akan lebih baik jika dicantumkan untuk memberi informasi tentang buku yang diresensi. Jadi tidak hanya menyebutkan apa saja yang ada di identitas buku.
BalasHapus