PERLUASAN
KALIMAT TUNGGAL DENGAN UNSUR KETERANGAN DALAM CERPEN PAYUNG-PAYUNG BU SURTI KARYA
UTAMI PANCA DEWI
Disusun
Oleh:
Febriyani
(2125153470)
Kelas:
2
– Sastra Indonesia Linguistik
Dosen
Pengampu:
Dr.
Miftahul Khairah, M.Hum., M.Phil
PROGRAM
STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA
2016
BAB I
PENDADULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam bahasa Indonesia, kalimat memiliki arti penting
karena merupakan kumpulan kata yang sudah memiliki makna. Jenis kalimat
berdasarkan jumlah klausanya dibagi menjadi dua, yaitu, kalimat tunggal dan
kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu
klausa yaitu memiliki satu subjek dan satu predikat. Sedangkan, kalimat majemuk
adalah kalimat yang memiliki dua klausa atau lebih.
Dalam kalimat, untuk menjadi makna yang utuh
seringkali orang menambahkan suatu hal untuk memperluas atau melengkapi kalimat
tersebut. Perluasan yang dimaksud adalah
dengan menambahkan kata atau frasa. Perluasan kalimat juga dimaksudkan untuk
memberi informasi tambahan di dalam kalimat tersebut. Perluasan kalimat dapat dilakukan dengan
penambahan unsur keterangan, nomina vokatif atau konstruksi aposisi, pada
penelitian kali ini peneliti hanya memfokuskan penelitian terhadap penambahan
unsur keterangan di dalam kalimat tunggal.
Keterangan berfungsi memberikan penjelasan tambahan
bagi unsur inti. Karena itu, dalam struktur klausa, keterangan termasuk unsur
perferal atau tambahan. Penggunaan unsur keterangan sebagai tambahan dalam
kalimat biasa digunakan dalam penulisan di dalam artikel yang ada di dalam
media cetak maupun online. Biasanya
keterangan digunakan untuk menunjukan keterangan waktu, tempat dan sebagainya.
Pada penelitian kali ini peneliti memfokuskan
penelitian terhadap perluasan kalimat tunggal dengan unsur keterangan yang ada
di dalam cerpen “Payung-payung Bu Surti” karya
Utami Panca Dewi.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai
berikut:
Bagaimana
perluasan kalimat tunggal dengan unsur keterangan dalam cerpen “Payung-payung Bu Surti” karya Utami
Panca Dewi?
1.3 Tujuan
Penelitian
Untuk
mengetahui bagaimana perluasan kalimat tunggal cerpen “Payung-payung Bu Surti” karya Utami Panca Dewi dengan kajian
sintaksis.
1.4 Manfaat
Penelitian
Manfaat
penelitian ini untuk digunakan sebagai referensi bagi peneliti berikutnya jika
ingin meneliti tentang perluasan kalimat tunggal dengan unsur keterangan.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1
Pengertian Kalimat Tunggal
·
Menurut Cook, Elson, dan Picket dalam
Tarigan (2009:6) kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa
bebas tanpa klausa terikat.
·
Menurut Khairah dan Sakura Ridwan
(2014:165) kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.
Kalimat ini hanya mempunyai satu subjek dan satu predikat.
·
Menurut Chaer (2015:243) kalimat tunggal
adalah kalimat yang hanya memiliki satu klausa.
Berdasarkan
pendapat di atas maka dapat disimpulkan kalimat tunggal adalah kalimat yang
hanya memiliki satu klausa yaitu kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu
predikat tanpa klausa terikat.
2.2 Pengertian Keterangan
·
Menurut Khairah dan Sakura Ridwan (2014:
131) keterangan adalah unsur periferal atau tambahan dan posisinya dalam
kalimat bersifat tidak tetap.
·
Menurut KBBI (2017) keterangan adalah kelompok kata yang
menerangkan (menentukan) kata atau bagian kalimat yang lain.
·
Menurut Kridalaksana dalam Chaer (2009:24)
unsur keterangan merupakan bagian dari luar inti klausa karena kedudukannya
lebih fleksibel.
Berdasarkan
pendapat tersebut maka dapat dismpulkan keterangan adalah kelompok kata yang
merupakan bagian dari luar klausa atau unsur periferal yang sifatnya tidak
tetap atau fleksibel.
2.3 Jenis keterangan
Pada penelitian kali ini peneliti
mengacu pada pendapat Khairah dan Sakura Ridwan, berikut jenis kalimat yang ada
dalam suatu klausa.
2.3.1
Keterangan tempat
Biasanya
ditandai oleh bentuk preposisi di, ke,
(di) dalam, dan pada.
2.3.2
Keterangan waktu
Biasanya
ditandai dengan bentuk preposisi pada,
dalam, se-, sebelum, sesudah, selama,
sepanjang. Keterangan ini juga bisa berbentuk nomina atau frasa nominal
yang mengacu pada waktu, seperti
sekarang, kemarin, tahun.
2.3.3
Keterangan asal
Biasanya
ditandai oleh bentuk preposisi dari.
2.3.4
Keterangan alat
Biasanya
ditandai oleh bentuk preposisi dengan.
2.3.5
Keterangan penyerta
Biasanya
ditandai oleh bentuk preposisi dengan,
bersama, beserta.
2.3.6
Keterangan perihal
Biasanya
ditandai oleh bentuk preposisi tentang.
2.3.7
Keterangan tujuan
Biasanya
ditandai oleh bentuk preposisi agar,
supaya, untuk, bagi, demi.
2.3.
8 Keterangan sebab
Biasanya
ditandai oleh bentuk preposisi karena,
sebab.
2.3.
9Keterangan peralihan
Biasanya
ditandai oleh bentuk preposisi dari...ke....
2.3.10
Keterangan arah
Biasanya
ditandai oleh bentuk preposisi ke, pada.
2.3.11Keterangan cara
Biasanya
ditandai oleh preposisi dengan, secara,
dengan cara, dengan jalan.
2.3.12
Keterangan perbandingan /kemiripan
Biasanya
ditandai oleh preposisi seperti,
bagaikan, laksana.
2.3.
13Keterangan kesalingan
Biasanya
ditandai oleh preposisi saling atau
frasa satu sama lain.
2.3.14
Keterangan modalitas
Adalah
bagaian klausa yang menyatakan kemungkinan, harapan, kepastian, kesangsian.
1) Kemungkinan
Keterangan ini ditandai oleh
penggunaan kata mungkin.
2) Kepastian
Keterangan ini ditandai oleh kata pasti, sesungguhnya, sungguh.
3) Harapan
Keterangan ini ditandai oleh kata mudah-mudahan, semoga, moga-moga.
4) Kesangsian
Keterangan ini ditandai oleh kata barangkali, kira-kira, rupanya, kalau-kalau.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Analisis Perluasan
Kalimat Tunggal dengan unsur keterangan dalam Cerpen “Payung-payung Bu Surti” karya Utami Panca Dewi.
Peneliti hanya mengambil
sampel sebanyak 10 kalimat tunggal yang ada di dalam cerpen “Payung-payung Bu Surti”, yaitu sebagai
berikut:
3.1.1 “Hari ini
baru tiga payung yang berpindah tangan.”
Dalam kutipan kalimat
tersebut terdapat frasa Hari ini yang
berfungsi sebagai keterangan waktu dan terletak di awal kalimat.
3.1.2
“Besok pagi [ia] harus menanak nasi aking lagi.”
Dalam kutipan tersebut
terdapat frasa Besok pagi yang
berfungsi sebagai keterangan waktu dan terletak di awal kalimat.
3.1.3
“Di pondok kecil berdinding anyaman bambu di dekat tempat pembuangan
sampah, nampak lampu masih menyala.”
Dalam
kutipan tersebut terdapat dua frasa preposisional, yaitu frasa Di pondok kecil berdinding anyaman bambu dan
di dekat tempat pembuangan sampah yang
berfungsi sebagai keterangan tempat dan terletak di awal kalimat.
3.1.4
“Di dalam kamar terdengar suara batuk-batuk.”
Dalam kutipan tersebut
terdapat frasa di dalam kamar yang
berfungsi sebagai keterangan tempat dan terletak di awal kalimat.
3.1.5
“Dua tahun ini penyakit stroke telah menggerogoti raganya.”
Dalam
kutipan tersebut tersebut terdapat frasa dua
tahun ini yang berfungsi sebagai keterangan waktu dan terletak di awal
kalimat.
3.1.6
“Tadi pamit sebentar mau mengerjakan tugas sekolah di rumah temannya.”
Dalam
kutipan tersebut terdapat kata tadi yang
berfungsi sebagai keterangan waktu yang terletak di awal kalimat dan frasa di rumah temannya yang berfungsi sebagai
keterangan tempat yang terletak di akhir kalimat.
3.1.7
“Kok Mbak Pur tiap malam mengerjakan tugas to Pak’e?
Dalam
kutipan tersebut terdapat frasa tiap
malam yang berfungsi sebagai keterangan waktu yang terletak di tengah
kalimat.
3.1.8
“Hari ini Bu Surti tidak berangkat menjajakan payung sewaan seperti
biasanya.”
Dalam kutipan tersebut
terdapat frasa hari ini yang
berfungsi sebagai keterangan waktu yang terletak di awal kalimat dan frasa seperti biasanya yang berfungsi sebagai
keterangan perbandingan/kemiripan yang terletak di akhir kalimat.
3.1.9
Tadi malam Purwani, anak gadisnya tidak pulang ke rumah.
Dalam
kutipan tersebut terdapat frasa tadi
malam yang berfungsi sebagai keterangan waktu yang terletak di awal kalimat
dan frasa ke rumah yang berfungsi
sebagai keterangan tempat yang terletak di akhir kalimat.
3.1.10
“Pemakaman di sudut kampung itu telah sepi.”
Dalam
kutipan tersebut terdapat frasa di sudut
kampung itu yang berfungsi sebagai keterangan tempat yang terletak di
tengah kalimat.
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Kalimat
tunggal adalah kalimat yang hanya memiliki satu klausa. Kalimat tunggal dapat
diperluas dengan unsur keterangan. Berdasarkan hasil analisis di atas, peneliti
mengambil sepuluh sampel perluasan kalimat tunggal dengan unsur keterangan
dalam cerpen “Payung-payung Bu Surti” karya
Utami Panca Dewi. Berikut adalah
hasil analisis:
·
terdapat 3 sampel yang memiliki unsur
keterangan waktu di awal kalimat,
·
2 sampel yang memiliki unsur keterangan tempat di awal kalimat,
·
2 sampel yang memiliki unsur keterangan
waktu di awal kalimat dengan unsur keterangan tempat di akhir kalimat,
·
1 sampel yang memiliki unsur keterangan
tempat di tengah kalimat, 1 sampel yang memiliki unsur keterangan waktu di awal
kalimat dengan keterangan perbandingan/kemiripan di akhir kalimat,
·
1 sampel yang memiliki unsur keterangan
waktu di tengah kalimat.
4.2
Saran
·
Sebaiknya jika peneliti lain ingin
meneliti hal yang sama pada penelitian ini harus lebih dipersiapkan lagi
referensi buku untuk penelitiannya.
·
Sebaiknya jika peneliti lain ingin
meneliti hal yang sama hendaknya objek yang diteliti berbeda dengan penelitian
ini contohnya seperti artikel di koran dan sebagainya.
DAFTAR
PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2015. Sintaksis. Rineka Cipta : Jakarta
Ridwan, Miftahul Khairah dan Sakura. 2014. SINTAKSIS:
Memahami Satuan Kalimat
Perspektif Fungsi. Bumi Aksara:
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar