Senin, 09 Januari 2017

ANALISIS FUNGSI EKSTERNAL KALIMAT PADA CERPEN ARSIP AKU DI KEDALAMAN KRISIS KARYA AFRIZAL MALNA

ANALISIS FUNGSI EKSTERNAL KALIMAT PADA CERPEN ARSIP AKU DI KEDALAMAN KRISIS KARYA AFRIZAL MALNA
Makalah ini dibuat sebagai tugas akhir Mata Kuliah Sintaksis






Yang diampu oleh:
Dr. Miftahul Khairah, M.Hum., M.Phil.
\

Nadia Adha Sabillah             2125153368
2 Sastra Indonesia Linguistik


PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan Ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Fungsi Eksternal Kalimat Pada Cerpen Arsip Aku di Kedalaman Krisis Karya Afrizal Malna”. Penulisan makalah ini merupakan tugas akhir yang diberikan dalam mata kuliah Sintaksis di program studi Sastra Indonesia.
Dalam penulisan makalah ini penulis ingin  menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Miftahul Khairah selaku dosen pengampu mata kuliah Sintaksis dan orangtua yang telah memberikan dukungan materil maupun moril sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.


Jakarta, 9 Januari 2017




Penulis






BAB I 

PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah sebuah sistem bunyi. Berbahasa merupakan salah satu kegiatan sehari-hari manusia dalam kehidupannya. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Maksud dari komunikasi disini adalah mendapatkan informasi, bertukar pikiran, menyampaikan gagasan, konsep atau perasaan dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai alat komunikasi manusia bahasa adalah suatu sistem yang bersifat sistematis dan sekaligus sistemis. Satuan bahasa itu membentuk hierarkis, mulai dari kata, frasa, klausa, kalimat, gugus kalimat, paragraf, gugus paragraf sampai wacana. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru sepadan dengan intonasi final.
Adapun fungsi eksternal adalah fungsi yang berusaha memahami penggunaan satuan-satuan sintaksis untuk mencapai tujuan komunikasi. Fungsi eksternal kalimat berhubungan dengan orientasi tujuan komunikasi bahasa. Fungsi ini diadaptasi dari pemkiiran Halliday tentang fungsi bahasa. Fungsi ini meliputi : (1) Fungsi Instrumental, (2) Fungsi Regulasi, (3) Fungsi Representasional, (4) Fungsi Interaksional, (5) Fungsi Personal, (6) Fungsi Heuristik, dan (7) Fungsi Imajinatif.
Atas latar belakang tersebut, penelitian ini akan menganalisis fungsi eksternal kalimat. Hal ini dilakukan untuk megetahui bagaimana fungsi eksternal kalimat dan melihat bagaimana fungsi kalimat-kalimat tersebut dalam bahasa tulis untuk mencapai tujuan komunikasi pada cerpen Arsip Aku di Kedalaman Krisis oleh Afrizal Malna. Maka penelitian ini berjudul “Analisis Fungsi Eksternal Kalimat Pada Cerpen Arsip Aku di Kedalaman Krisis Karya Afrizal Malna”.

1.2         Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian diatas, maka dapat kita rumuskan masalah dari judul “Analisis Fungsi Eksternal Kalimat Pada Cerpen Arsip Aku di Kedalaman Krisis Karya Afrizal Malna” adalah:
“Bagaimanakah Fungsi Eksternal Kalimat pada cerpen Arsip Aku di Kedalaman Krisis karya Afrizal Malna?”

1.3.    Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini terbagi dua, yaitu:
·         Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui fungsi eksternal kalimat pada cerpen Arsip Aku di Kedalaman Krisis karya Afrizal Malna.
·         Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk menginformasikan kepada masyarakat mengenai fungsi eksternal kalimat pada cerpen Arsip Aku di Kedalaman Krisis karya Afrizal Malna.




  

BAB II 

KAJIAN TEORETIK



2.1  Hakikat Sintaksis
Sintaksis membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain, atau unsur-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran. Hal ini sesuai dengan asal-usul kata sintaksis itu sendiri, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti ‘dengan’ dan kata tattein yang berarti ‘menempatkan’. Jadi, secara etimologi istilah itu berarti: menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. (Chaer, 2012:206)
Menurut Kridalaksana (1985:6) sintaksis adalah subsistem tata bahasa mencakup kata dan satuan-satuan yang lebih besar dari kata serta hubungan antara satuan itu.
Menurut Ahmad (2002:1) sintaksis mempersoalkan hubungan antara kata dan satuan-satuan yang lebih besar, membentuk suatu konstruksi yang disebut kalimat.
Menurut Syamsudin (2007:364) sintaksis atau disebut juga ilmu tata kalimat menguraikan hubungan antarunsur bahasa untuk membentuk sebuah kalimat.
Menurut Ramlan (1987:21) sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa dan frasa. (Khairah dan Ridwan, 2014:9)
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah subsistem bahasa yang mencakup kata dan hubungannya dengan kata lain untuk membentuk sebuah frasa, klausa, kalimat dan wacana.


2.2  Hakikat Fungsi Eksternal Kalimat
Menurut Kridalaksana (2002:43-44) satuan bahasa itu membentuk hierarkis, mulai dari kata, frasa, klausa, kalimat, gugus kalimat, paragraf, gugus paragraf sampai wacana. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru sepadan dengan intonasi final. (Khairah dan Ridwan, 2014: 146-147)
Ada dua fungsi dalam kalimat: fungsi internal dan fungsi eksternal. Fungsi internal meliputi fungsi semantik, fungsi sintaksis, dan fungsi pragmatik. Adapun fungsi eksternal adalah fungsi yang berusaha memahami penggunaan satuan-satuan sintaksis untuk mencapai tujuan komunikasi.
Fungsi eksternal kalimat berhubungan dengan orientasi tujuan komunikasi bahasa. Fungsi ini diadaptasi dari pemikiran Halliday tentang fungsi bahasa. Fungsi ini meliputi:
1.      Fungsi Intrumental
Secara implisit, fungsi ini mengandung “kekuasaan” untuk memengaruhi atau mengatur orang lain. Hal yang termasuk dalam fungsi ini adalah memerintah, melarang, mengharuskan, mewajibkan, dan sebagainya. Dengan demikian, tuturan ini bertujuan untuk memengaruhi pembaca/pendengar untuk melakukan suatu tindakan.

2.      Fungsi Regulasi
Fungsi ini berfungsi untuk mengawasi, mengatur, atau menghendaki suatu peristiwa dan tidak mengandung “kekuasaan”. Hal yang termasuk dalam fungsi ini adalah mengharapkan, mengimbau, menyetujui, menolak, menyarankan, mengajak, memohon, mengatur, dan sebaginya.

3.      Fungsi Representasional
Fungsi ini berfungsi untuk menyampaikan fakta dan pengetahuan, membuat pernyataan, menjelaskan atau melaporkan suatu peristiwa. Hal yang termasuk dalam fungsi ini adalah menginformasikan, menguraikan, mendeskripsikan, melaporkan, mendefinisikan, dan sebagainya.

4.      Fungsi Interaksional
Fungsi ini digunakan untuk menjaga lancarnya hubungan sosial agar komunikasi tetap berjalan dengan baik. Hal yang termasuk dalam fungsi ini adalah berdialog, bertegur sapa, berbasa-basi, menyapa. Menyatakan salam, dan sebagainya.

5.      Fungsi Personal
Fungsi ini digunakan untuk menyatakan perasaan, emosi, dan kepribadian. Hal yang termasuk dalam fungsi ini adalah mengungkapkan perasaan, mengekspresikan rasa takut, cemas, haru, simpati, empati, antipasti, kesal, dan sebagainya.

6.      Fungsi Heuristik
Fungsi ini digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan mengenal lingkungannya. Fungsi ini sering dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban. Penyelidikan dan rasa ingin tahu termasuk dalam fungsi ini.

7.      Fungsi Imajinatif
Fungsi ini digunakan untuk menciptakan sistem atau ide yang imajinatif. Hal yang termasuk dalam fungsi ini adalah mengisahkan cerita/dongeng, menyetakan fantasi dan khayalan dalam bentuk puisi, prosa, lelucon, dan sebagainya.




BAB III 

PEMBAHASAN



3.1  Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cerpen Arsip Aku di Kedalaman Krisis oleh Afrizal Malna yang dimuat pada harian kompas minggu, 9 Maret 2014. Dari cerpen tersebut yang terdiri dari  1439 kata dan 148 kalimat. Terdapat 2 kalimat dengan fungsi instrumental, 32 kalimat dengan fungsi regulasi, 36 kalimat dengan fungsi representasional, 4 kalimat dengan fungsi interaksional, 10 kalimat dengan fungsi personal, 11 kalimat dengan fungsi heuristik, dan 53 kalimat dengan fungsi imajinatif.

3.2  Fungsi Eksternal Kalimat Pada Cerpen Arsip Aku di Kedalaman Krisis Karya Afrizal Malna
Berikut ini merupakan pembahasan mengenai analisis fungsi eksternal kalimat pada cerpen Arsip Aku di Kedalaman Krisis karya Afrizal Malna. Dalam cerpen tersebut, kalimat-kalimatnya hanya mengandung fungsi instrumental, fungsi representasional, fungsi regulasi, fungsi interaksional, fungsi personal, fungsi heuristik, dan fungsi imajinatif. Berikut penjabarannya:
1.      Fungsi Instrumental
Dalam cerpen tersebut terdapat 2 kalimat yang mengandung fungsi instrumental, diantaranya adalah kalimat:

                        “Nita mengejar penyelam itu, menyeretnya naik ke permukaan.”
                        “Nita menyuruh penyelam itu naik ke speedboat.”

Kalimat tersebut mengandung fungsi instrumental karena kalimat tersebut merupakan kalimat perintah yang mengandung unsur “kekuasaan”.

2.      Fungsi Regulasi
Dalam cerpen tersebut terdapat 32 kalimat yang mengandung fungsi regulasi, beberapa diantaranya adalah:

“Ni Komang akan menemani mereka menyelam di beberapa titik di pulau ini, di Circle Bay, Mangrove.”
“Ni Komang masih harus menjemput seorang tamu lagi dari Sanur yang ketinggalan speedboat ke pulau ini.”
“Tamu itu menganggukkan kepala.”
Membawa tasnya menuju kendaraan yang akan mengantar mereka ke kafe, di pinggir Pantai Ped.”
“Speedboat akan menjemput mereka di pinggir pantai itu menuju ke titik penyelaman yang akan mereka tuju.”
“Nita, instruktur untuk menyelam, sudah menunggu di kafe”
“Ni Komang bekerja sebagai asistennya, mengurus hal-hal yang lebih  teknis.”
“Nita mulai menyampaikan beberapa syarat penyelaman yang harus disepakati bersama empat penyelam dari kota yang harus mereka temani.”

Kalimat-kalimat tersebut mengandung fungsi regulasi karena berfungsi untuk menghendaki suatu peristiwa tanpa ada unsur “kekuasaan”.

3.      Fungsi Representasional
Dalam cerpen tersebut terdapat 36 kalimat yang mengandung fungsi representasional, beberapa diantaranya adalah kalimat:

“Tiga orang dari kota yang berlibur di pulau ini, Nusa Penida (namanya sering disebut sunfish), tampak seperti makhluk bodoh.”
“Mereka sibuk dengan mobilephone masing-masing.”
“Hampir menjatuhkan botol saus di atas meja makan.”
“Tiba-tiba angin dari laut bertiup kencang, menerbangkan cerpen ini.”
“Aku mengejarnya.”
“Angin berbalik ke arah pantai.”
“Telapak kakiku tertusuk-tusuk bangkai karang laut, terhampar putih sepanjang Pantai Ped.”

Kalimat tersebut mengandung fungsi representasional karena kalimat-kalimat tersebut merupakan uraian penulis tentang apa yang terjadi disekitarnya.

4.      Fungsi Interaksional
Dalam cerpen tersebut terdapat 4 kalimat yang mengandung fungsi interaksional, diantaranya adalah:

““Selamat datang di Nusa,” katanya kepada tamu yang dijemputnya.”
““Kita masih punya waktu untuk minum.”
“Speedboat untuk menyelam baru datang jam 12 siang ini,” ujar Ni Komang.”
““Hei orang kota!” bentaknya.”

Kalimat-kalimat tersebut mengandung fungsi interaksional karena mengandung unsur sapaan yang berfungsi untuk menjaga hubungan sosial agar komunikasi tetap berjalan lancar.


5.      Fungsi Personal
Dalam cerpen tersebut terdapat 10 kalimat yang mengandung fungsi personal, diantaranya adalah:

Aku merasa tidak pernah menuliskannya.”
“Aku tidak ingin hadir sebagai misteri dalam cerpen ini. “
“Penyelam itu kesal karena sudah 20 menit menyelam, belum juga menemukan ikan pari manta atau mola-mola.”
“Semua penyelam terkejut dengan tindakannya.”
“Karena kesal, Nita menggunakan gaya bahasa Jakarta ke penyelam itu.”
““Bangsat!””
“Pada momen ini, aku seperti mendengar lagi tembang doa-doa Hindu-Bali.”
“Perubahan gelembung gas dalam paru-paru dan otakku semakin membesar.”
“Aku merasa kian melayang, mabuk.”
“Ia seperti merasakan ada napas dan bau seseorang yang membaca dalam kamar suci itu.”

Kalimat-kalimat tersebut mengandung fungsi personal karena kalimat-kalimat tersebut menyatakan apa yang dirasakan penulis maupun tokoh-tokoh dalam cerpen.

6.      Fungsi Heuristik
Dalam cerpen tersebut terdapat 11 kalimat dengan fungsi heuristik, diantaranya adalah kalimat :

Aku duduk agak ke kiri antara banana juice dan pertanyaan: siapa yang telah menuliskan pikiran Ni Komang tadi dalam cerpen ini?”
“Tetapi siapa aku?”
“Bagaimana caranya mengenalkan diriku kepadanya, karena aku dan Ni Komang sama-sama tidak nyata.”
““Kenapa kita harus menyelam?””
““Apakah volume itu, apakah ukuran itu, apakah daya berat itu?””
““Elu pikir elu emang siapa?!””
““Apa elu bisa nyiptain tanaman karang laut!”
“Adakah proses pembentukan mikro biologi lain di bawah sana?”
“Adakah semesta lain di dasar kegelapan laut?”
“Dan aku?”
“Ia heran, siapa yang telah meninggalkan buku ini dikamar suci?”

Kalimat-kalimat tersebut mengandung fungsi heuristik karena merupakan sebuah kalimat pertanyaan yang menuntut sebuah jawaban.

7.      Fungsi Imajinatif
Dalam cerpen tersebut terdapat 53 kalimat dengan fungsi imajinatif, diantaranya adalah kalimat :

“Beberapa kalimat agak berantakan, ketika aku mencoba menatap Ni Komang Ayu.”
“Hewan kecil itu kadang bermain di antara rambut Ni Komang yang terurai panjang, seperti mengukur jarak antara kesunyian dan pikiran-pikirannya.”
“Aku melompat dari kalimat seperti di atas.”
“Kaki Ni Komang mulai bergoyang-goyang, seperti bisa merasakan mengalirnya kalimat di atas ke dalam sel-sel darahnya.”
“Kalimat yang seakan bisa merenovasi sel-sel darahnya.”
“Ia seperti menatapku, tatapan dari seorang laut yang ombaknya tidak pernah terlihat.”
“Horison yang dibatasi sebuah pulau kecil, Ceningan, di depannya.”
“Membentang seperti garis berkontur dengan bayangan Gunung Agung di belakangnya.”
“Gelombang kabut selalu memperbarui kehadiran gunung itu.”
“Kabut dan laut adalah cermin bergelombang yang memantulkan ilusi tentang cahaya.”
“Itu yang sering dipikirkannya setiap memandangi gradasi dari laut maupun kabut.”
“Tatapannya hampir selalu mengirim pesan bahwa ia selalu siap memberi perhatian.”
“Tetapi aku merasa tatapan itu kadang mirip kandang macan.”
“Dari kandang itu seekor macan tiba-tiba bisa melompat dan menerkammu.”

Kalimat-kalimat tersebut mengandung fungsi imajinatif karena digunakan untuk menciptakan suatu ide yang imajinatif, penggunaanya juga lebih mengutamakan unsur estetik






BAB IV 

PENUTUP


4.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa sintaksis adalah fungsi eksternal kalimat berhubungan dengan orientasi tujuan komunikasi bahasa. Fungsi ini diadaptasi dari pemikiran Halliday tentang fungsi bahasa. Fungsi ini meliputi : (1) Fungsi Instrumental, (2) Fungsi Regulasi, (3) Fungsi Representasional, (4) Fungsi Interaksional, (5) Fungsi Personal, (6) Fungsi Heuristik, dan (7) Fungsi Imajinatif.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cerpen Arsip Aku di Kedalaman Krisis oleh Afrizal Malna yang dimuat pada harian kompas minggu, 9 Maret 2014. Dari cerpen tersebut yang terdiri dari  1571 kata dan 148 kalimat. Terdapat 2 kalimat dengan fungsi instrumental, 69 kalimat dengan fungsi representasional, 3 kalimat dengan fungsi interaksional, 10 kalimat dengan fungsi personal, 11 kalimat dengan fungsi heuristik, dan 53 kalimat dengan fungsi imajinatif.
Dapat dilihat banyak kalimat yang mengandung fungsi imajinatif, karena dalam cerpen memang biasanya mengandung banyak fungsi imajinatif dan mengedepankan unsur estetik.

4.2  Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis mengharapkan kesediaan pembaca untuk memberi saran agar penulisan makalah selanjutnya akan lebih baik. Dan juga semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang akan melakukan penelitian tentang fungsi eksternal kalimat




DAFTAR PUSTAKA

 

Chaer, A. (2012). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Khairah, M., & Ridwan, S. (2014). Sintaksis: Memahami Satuan Kalimat Perspektif Fungsi. Jakarta: Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar