ANALISIS FUNGSI EKSTERNAL KALIMAT
PADA CERPEN ARSIP AKU DI KEDALAMAN KRISIS KARYA AFRIZAL MALNA
Makalah ini dibuat sebagai tugas akhir Mata Kuliah Sintaksis
Yang diampu oleh:
Dr. Miftahul Khairah, M.Hum., M.Phil.
\
Nadia Adha Sabillah 2125153368
2 Sastra Indonesia Linguistik
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan Ridha-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Fungsi Eksternal Kalimat Pada
Cerpen Arsip Aku di Kedalaman Krisis Karya Afrizal Malna”. Penulisan
makalah ini merupakan tugas akhir yang diberikan dalam mata kuliah Sintaksis di
program studi Sastra Indonesia.
Dalam
penulisan makalah ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Miftahul
Khairah selaku dosen pengampu mata kuliah Sintaksis dan orangtua yang telah
memberikan dukungan materil maupun moril sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Penulis
merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk
itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan makalah ini.
Jakarta, 9 Januari 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah
sebuah sistem bunyi. Berbahasa merupakan salah satu kegiatan sehari-hari
manusia dalam kehidupannya. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk
berkomunikasi. Maksud dari komunikasi disini adalah mendapatkan informasi,
bertukar pikiran, menyampaikan gagasan, konsep atau perasaan dalam kehidupan
bermasyarakat.
Sebagai alat
komunikasi manusia bahasa adalah suatu sistem yang bersifat sistematis dan
sekaligus sistemis. Satuan bahasa itu membentuk hierarkis, mulai dari kata,
frasa, klausa, kalimat, gugus kalimat, paragraf, gugus paragraf sampai wacana.
Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras lembut,
disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan.
Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf capital dan diakhiri dengan
tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Tanda titik, tanda
tanya, atau tanda seru sepadan dengan intonasi final.
Adapun
fungsi eksternal adalah fungsi yang berusaha memahami penggunaan satuan-satuan
sintaksis untuk mencapai tujuan komunikasi. Fungsi eksternal kalimat berhubungan
dengan orientasi tujuan komunikasi bahasa. Fungsi ini diadaptasi dari pemkiiran
Halliday tentang fungsi bahasa. Fungsi ini meliputi : (1) Fungsi Instrumental,
(2) Fungsi Regulasi, (3) Fungsi Representasional, (4) Fungsi Interaksional, (5)
Fungsi Personal, (6) Fungsi Heuristik, dan (7) Fungsi Imajinatif.
Atas latar
belakang tersebut, penelitian ini akan menganalisis fungsi eksternal kalimat. Hal
ini dilakukan untuk megetahui bagaimana fungsi eksternal kalimat dan melihat
bagaimana fungsi kalimat-kalimat tersebut dalam bahasa tulis untuk mencapai
tujuan komunikasi pada cerpen Arsip Aku di Kedalaman Krisis oleh Afrizal Malna.
Maka penelitian ini berjudul “Analisis Fungsi Eksternal Kalimat Pada Cerpen Arsip
Aku di Kedalaman Krisis Karya Afrizal Malna”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah penelitian diatas, maka dapat kita rumuskan masalah dari
judul “Analisis Fungsi Eksternal Kalimat Pada Cerpen Arsip Aku di Kedalaman
Krisis Karya Afrizal Malna” adalah:
“Bagaimanakah
Fungsi Eksternal Kalimat pada cerpen Arsip Aku di Kedalaman Krisis karya
Afrizal Malna?”
1.3. Tujuan
Adapun tujuan
dalam penulisan makalah ini terbagi dua, yaitu:
·
Tujuan khusus
dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui fungsi eksternal kalimat
pada cerpen Arsip Aku di Kedalaman Krisis karya Afrizal Malna.
·
Tujuan umum
dari penulisan makalah ini adalah untuk menginformasikan kepada masyarakat
mengenai fungsi eksternal kalimat pada cerpen Arsip Aku di Kedalaman Krisis karya
Afrizal Malna.
BAB II
KAJIAN TEORETIK
2.1 Hakikat
Sintaksis
Sintaksis
membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain, atau unsur-unsur lain
sebagai suatu satuan ujaran. Hal ini sesuai dengan asal-usul kata sintaksis itu
sendiri, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti
‘dengan’ dan kata tattein yang berarti ‘menempatkan’. Jadi, secara
etimologi istilah itu berarti: menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi
kelompok kata atau kalimat. (Chaer, 2012:206)
Menurut
Kridalaksana (1985:6) sintaksis adalah subsistem tata bahasa mencakup kata dan
satuan-satuan yang lebih besar dari kata serta hubungan antara satuan itu.
Menurut
Ahmad (2002:1) sintaksis mempersoalkan hubungan antara kata dan satuan-satuan
yang lebih besar, membentuk suatu konstruksi yang disebut kalimat.
Menurut
Syamsudin (2007:364) sintaksis atau disebut juga ilmu tata kalimat menguraikan
hubungan antarunsur bahasa untuk membentuk sebuah kalimat.
Menurut
Ramlan (1987:21) sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang membicarakan
seluk-beluk wacana, kalimat, klausa dan frasa. (Khairah dan Ridwan, 2014:9)
Dari
beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah subsistem
bahasa yang mencakup kata dan hubungannya dengan kata lain untuk membentuk
sebuah frasa, klausa, kalimat dan wacana.
2.2 Hakikat
Fungsi Eksternal Kalimat
Menurut
Kridalaksana (2002:43-44) satuan bahasa itu membentuk hierarkis, mulai dari
kata, frasa, klausa, kalimat, gugus kalimat, paragraf, gugus paragraf sampai
wacana. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras
lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh
kesenyapan. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf capital dan
diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Tanda
titik, tanda tanya, atau tanda seru sepadan dengan intonasi final. (Khairah dan
Ridwan, 2014: 146-147)
Ada
dua fungsi dalam kalimat: fungsi internal dan fungsi eksternal. Fungsi internal
meliputi fungsi semantik, fungsi sintaksis, dan fungsi pragmatik. Adapun fungsi
eksternal adalah fungsi yang berusaha memahami penggunaan satuan-satuan
sintaksis untuk mencapai tujuan komunikasi.
Fungsi
eksternal kalimat berhubungan dengan orientasi tujuan komunikasi bahasa. Fungsi
ini diadaptasi dari pemikiran Halliday tentang fungsi bahasa. Fungsi ini
meliputi:
1.
Fungsi
Intrumental
Secara implisit, fungsi ini mengandung “kekuasaan” untuk
memengaruhi atau mengatur orang lain. Hal yang termasuk dalam fungsi ini adalah
memerintah, melarang, mengharuskan, mewajibkan, dan sebagainya. Dengan demikian,
tuturan ini bertujuan untuk memengaruhi pembaca/pendengar untuk melakukan suatu
tindakan.
2.
Fungsi Regulasi
Fungsi ini berfungsi untuk mengawasi, mengatur, atau menghendaki
suatu peristiwa dan tidak mengandung “kekuasaan”. Hal yang termasuk dalam fungsi
ini adalah mengharapkan, mengimbau, menyetujui, menolak, menyarankan,
mengajak, memohon, mengatur, dan sebaginya.
3.
Fungsi
Representasional
Fungsi ini berfungsi untuk menyampaikan fakta dan pengetahuan,
membuat pernyataan, menjelaskan atau melaporkan suatu peristiwa. Hal yang
termasuk dalam fungsi ini adalah menginformasikan, menguraikan,
mendeskripsikan, melaporkan, mendefinisikan, dan sebagainya.
4.
Fungsi
Interaksional
Fungsi ini digunakan untuk menjaga lancarnya hubungan sosial agar
komunikasi tetap berjalan dengan baik. Hal yang termasuk dalam fungsi ini
adalah berdialog, bertegur sapa, berbasa-basi, menyapa. Menyatakan salam, dan
sebagainya.
5.
Fungsi Personal
Fungsi ini digunakan untuk menyatakan perasaan, emosi, dan
kepribadian. Hal yang termasuk dalam fungsi ini adalah mengungkapkan
perasaan, mengekspresikan rasa takut, cemas, haru, simpati, empati, antipasti,
kesal, dan sebagainya.
6.
Fungsi
Heuristik
Fungsi ini digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan mengenal
lingkungannya. Fungsi ini sering dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang
menuntut jawaban. Penyelidikan dan rasa ingin tahu termasuk dalam fungsi ini.
7.
Fungsi
Imajinatif
Fungsi ini digunakan untuk menciptakan sistem atau ide yang
imajinatif. Hal yang termasuk dalam fungsi ini adalah mengisahkan
cerita/dongeng, menyetakan fantasi dan khayalan dalam bentuk puisi, prosa,
lelucon, dan sebagainya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi
Data
Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah cerpen Arsip Aku di Kedalaman Krisis
oleh Afrizal Malna yang dimuat pada harian kompas minggu, 9 Maret 2014. Dari
cerpen tersebut yang terdiri dari 1439
kata dan 148 kalimat. Terdapat 2 kalimat dengan fungsi instrumental, 32 kalimat
dengan fungsi regulasi, 36 kalimat dengan fungsi representasional, 4 kalimat
dengan fungsi interaksional, 10 kalimat dengan fungsi personal, 11 kalimat
dengan fungsi heuristik, dan 53 kalimat dengan fungsi imajinatif.
3.2 Fungsi
Eksternal Kalimat Pada Cerpen Arsip Aku di Kedalaman Krisis Karya
Afrizal Malna
Berikut
ini merupakan pembahasan mengenai analisis fungsi eksternal kalimat pada cerpen
Arsip Aku di Kedalaman Krisis karya Afrizal Malna. Dalam cerpen
tersebut, kalimat-kalimatnya hanya mengandung fungsi instrumental, fungsi
representasional, fungsi regulasi, fungsi interaksional, fungsi personal,
fungsi heuristik, dan fungsi imajinatif. Berikut penjabarannya:
1.
Fungsi
Instrumental
Dalam cerpen tersebut terdapat 2 kalimat yang mengandung fungsi
instrumental, diantaranya adalah kalimat:
“Nita
mengejar penyelam itu, menyeretnya naik ke permukaan.”
“Nita
menyuruh penyelam itu naik ke speedboat.”
Kalimat tersebut mengandung fungsi instrumental karena kalimat
tersebut merupakan kalimat perintah yang mengandung unsur “kekuasaan”.
2.
Fungsi Regulasi
Dalam cerpen tersebut terdapat 32 kalimat yang mengandung fungsi
regulasi, beberapa diantaranya adalah:
“Ni Komang akan menemani mereka
menyelam di beberapa titik di pulau ini, di Circle Bay, Mangrove.”
“Ni Komang masih harus menjemput
seorang tamu lagi dari Sanur yang ketinggalan speedboat ke pulau ini.”
“Tamu itu menganggukkan kepala.”
Membawa tasnya menuju kendaraan yang
akan mengantar mereka ke kafe, di pinggir Pantai Ped.”
“Speedboat akan menjemput mereka di
pinggir pantai itu menuju ke titik penyelaman yang akan mereka tuju.”
“Nita, instruktur untuk menyelam,
sudah menunggu di kafe”
“Ni Komang bekerja sebagai
asistennya, mengurus hal-hal yang lebih
teknis.”
“Nita mulai menyampaikan beberapa
syarat penyelaman yang harus disepakati bersama empat penyelam dari kota yang
harus mereka temani.”
Kalimat-kalimat tersebut mengandung
fungsi regulasi karena berfungsi untuk menghendaki suatu peristiwa tanpa ada
unsur “kekuasaan”.
3.
Fungsi
Representasional
Dalam cerpen tersebut terdapat 36 kalimat yang mengandung fungsi
representasional, beberapa diantaranya adalah kalimat:
“Tiga orang dari kota yang berlibur
di pulau ini, Nusa Penida (namanya sering disebut sunfish), tampak seperti
makhluk bodoh.”
“Mereka sibuk dengan mobilephone
masing-masing.”
“Hampir menjatuhkan botol saus di
atas meja makan.”
“Tiba-tiba angin dari laut bertiup
kencang, menerbangkan cerpen ini.”
“Aku mengejarnya.”
“Angin berbalik ke arah pantai.”
“Telapak kakiku tertusuk-tusuk
bangkai karang laut, terhampar putih sepanjang Pantai Ped.”
Kalimat tersebut mengandung fungsi
representasional karena kalimat-kalimat tersebut merupakan uraian penulis
tentang apa yang terjadi disekitarnya.
4.
Fungsi
Interaksional
Dalam cerpen tersebut terdapat 4 kalimat yang mengandung fungsi
interaksional, diantaranya adalah:
““Selamat datang di Nusa,” katanya
kepada tamu yang dijemputnya.”
““Kita masih punya waktu untuk
minum.”
“Speedboat untuk menyelam baru
datang jam 12 siang ini,” ujar Ni Komang.”
““Hei orang kota!” bentaknya.”
Kalimat-kalimat tersebut mengandung
fungsi interaksional karena mengandung unsur sapaan yang berfungsi untuk
menjaga hubungan sosial agar komunikasi tetap berjalan lancar.
5.
Fungsi Personal
Dalam cerpen tersebut terdapat 10 kalimat yang mengandung fungsi personal,
diantaranya adalah:
“Aku merasa tidak pernah
menuliskannya.”
“Aku tidak ingin hadir sebagai
misteri dalam cerpen ini. “
“Penyelam itu kesal karena sudah 20
menit menyelam, belum juga menemukan ikan pari manta atau mola-mola.”
“Semua penyelam terkejut dengan
tindakannya.”
“Karena kesal, Nita menggunakan gaya
bahasa Jakarta ke penyelam itu.”
““Bangsat!””
“Pada momen ini, aku seperti
mendengar lagi tembang doa-doa Hindu-Bali.”
“Perubahan gelembung gas dalam
paru-paru dan otakku semakin membesar.”
“Aku merasa kian melayang, mabuk.”
“Ia seperti merasakan ada napas dan
bau seseorang yang membaca dalam kamar suci itu.”
Kalimat-kalimat tersebut mengandung
fungsi personal karena kalimat-kalimat tersebut menyatakan apa yang dirasakan
penulis maupun tokoh-tokoh dalam cerpen.
6.
Fungsi
Heuristik
Dalam cerpen tersebut terdapat 11 kalimat dengan fungsi heuristik,
diantaranya adalah kalimat :
“Aku duduk agak ke kiri antara
banana juice dan pertanyaan: siapa yang telah menuliskan pikiran Ni Komang tadi
dalam cerpen ini?”
“Tetapi siapa aku?”
“Bagaimana caranya mengenalkan
diriku kepadanya, karena aku dan Ni Komang sama-sama tidak nyata.”
““Kenapa kita harus menyelam?””
““Apakah volume itu, apakah ukuran
itu, apakah daya berat itu?””
““Elu pikir elu emang siapa?!””
““Apa elu bisa nyiptain tanaman
karang laut!”
“Adakah proses pembentukan mikro
biologi lain di bawah sana?”
“Adakah semesta lain di dasar
kegelapan laut?”
“Dan aku?”
“Ia heran, siapa yang telah
meninggalkan buku ini dikamar suci?”
Kalimat-kalimat tersebut mengandung
fungsi heuristik karena merupakan sebuah kalimat pertanyaan yang menuntut
sebuah jawaban.
7.
Fungsi
Imajinatif
Dalam cerpen tersebut terdapat 53 kalimat dengan fungsi imajinatif,
diantaranya adalah kalimat :
“Beberapa kalimat agak berantakan,
ketika aku mencoba menatap Ni Komang Ayu.”
“Hewan kecil itu kadang bermain di
antara rambut Ni Komang yang terurai panjang, seperti mengukur jarak antara
kesunyian dan pikiran-pikirannya.”
“Aku melompat dari kalimat seperti
di atas.”
“Kaki Ni Komang mulai
bergoyang-goyang, seperti bisa merasakan mengalirnya kalimat di atas ke dalam
sel-sel darahnya.”
“Kalimat yang seakan bisa merenovasi
sel-sel darahnya.”
“Ia seperti menatapku, tatapan dari
seorang laut yang ombaknya tidak pernah terlihat.”
“Horison yang dibatasi sebuah pulau
kecil, Ceningan, di depannya.”
“Membentang seperti garis berkontur
dengan bayangan Gunung Agung di belakangnya.”
“Gelombang kabut selalu memperbarui
kehadiran gunung itu.”
“Kabut dan laut adalah cermin
bergelombang yang memantulkan ilusi tentang cahaya.”
“Itu yang sering dipikirkannya
setiap memandangi gradasi dari laut maupun kabut.”
“Tatapannya hampir selalu mengirim
pesan bahwa ia selalu siap memberi perhatian.”
“Tetapi aku merasa tatapan itu
kadang mirip kandang macan.”
“Dari kandang itu seekor macan
tiba-tiba bisa melompat dan menerkammu.”
Kalimat-kalimat tersebut mengandung fungsi
imajinatif karena digunakan untuk menciptakan suatu ide yang imajinatif,
penggunaanya juga lebih mengutamakan unsur estetik
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pembahasan yang telah diuraikan diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa sintaksis
adalah fungsi eksternal kalimat berhubungan dengan orientasi tujuan komunikasi
bahasa. Fungsi ini diadaptasi dari pemikiran Halliday tentang fungsi bahasa.
Fungsi ini meliputi : (1) Fungsi Instrumental, (2) Fungsi Regulasi, (3) Fungsi
Representasional, (4) Fungsi Interaksional, (5) Fungsi Personal, (6) Fungsi
Heuristik, dan (7) Fungsi Imajinatif.
Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah cerpen Arsip Aku di Kedalaman Krisis
oleh Afrizal Malna yang dimuat pada harian kompas minggu, 9 Maret 2014. Dari
cerpen tersebut yang terdiri dari 1571
kata dan 148 kalimat. Terdapat 2 kalimat dengan fungsi instrumental, 69 kalimat
dengan fungsi representasional, 3 kalimat dengan fungsi interaksional, 10
kalimat dengan fungsi personal, 11 kalimat dengan fungsi heuristik, dan 53
kalimat dengan fungsi imajinatif.
Dapat
dilihat banyak kalimat yang mengandung fungsi imajinatif, karena dalam cerpen
memang biasanya mengandung banyak fungsi imajinatif dan mengedepankan unsur
estetik.
4.2 Saran
Makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis mengharapkan kesediaan pembaca
untuk memberi saran agar penulisan makalah selanjutnya akan lebih baik. Dan juga
semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang akan melakukan
penelitian tentang fungsi eksternal kalimat
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, A. (2012). Linguistik Umum. Jakarta:
Rineka Cipta.
Khairah, M., & Ridwan, S. (2014). Sintaksis:
Memahami Satuan Kalimat Perspektif Fungsi. Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar