Senin, 09 Januari 2017

ANALISIS FRASA NOMINAL PADA ARTIKEL KILAS POLITIK DAN HUKUM DALAM KORAN KOMPAS JUMAT, 6 JANUARI 2017

ANALISIS FRASA NOMINAL PADA ARTIKEL KILAS POLITIK DAN HUKUM DALAM KORAN KOMPAS JUMAT, 6 JANUARI 2017
Dosen pengampu: Dr. Miftahul Khairah, M. Hum., M. Phil


Oleh :
Diah Lutfi
2125151709

2 sastra Indonesia Linguistik
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Jakarta

2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang merupakan tugas penelitian kecil sintaksis semester 3.
Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam pembuatan makalah ini, khususnya kepada Ibu Dr. Miftahul Khairah, M. Hum., M. Phil selaku dosen mata kuliah Sintaksis yang telah memberikan tugas ini sehingga pengetahuan penulis menjadi bertambah.
            Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
           
Jakarta, Januari 2017
                                                                           
        Penulis








Bab 1
Pendahuluan

A.   Latar Belakang Masalah
Sintaksis merupakan dasar untuk membentuk kemahirwacanaan. Sintaksis mengkaji hubungan satuan-satuan bahasa dalam kalimat.
Menurut Kridalaksana (1985: 6) dalam buku Sintaksis, sintaksis adalah subsistem tata bahasa mancakup kata dan satuan-satuan yang lebih besar dari kata serta hubungan antara satuan itu. Menurut Chaer (2009: 3), yang disebut satuan-satuan sintaksis adalah kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana.
Seorang ahli bahasa harus mampu menganalisis setiap bahasa Indonesia yang terdapat dimanapun, seperti lirik lagu, ucapan, atau hal lainnya yang masih bersinggungan dengan bahasa didalamnya. Dan termasuk juga dalam sebuah artikel. Akan banyak ditemukan kata-kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana dari dalam sebuah artikel.
Dalam analisis kecil ini, akan dianalisis sebuah frasa nominal dalam sebuah artikel kolom kilasan politik dan hukum dengan judul Ketua RT Diduga  Menjadi Pelaku Teror Bom dari koran kompas bulan Januari 2017.

B.   Rumusan Masalah
1.      Apa itu frasa nominal?
2.      Bagaimana cara menganalisis frasa nominal?

C.   Tujuan Pembahasan
Untuk memberikan penjelasan seperti apa itu frasa nomina dan bagaimana cara menganalisis frasa nomina.

Bab 2
Pembahasan

A.   Pengertian
Pengertian Sintaksis menurut Kridalaksana adalah subsistem tata bahasa mencakup kata dan satuan-satuan yang lebih besar dari kata serta hubungan antara satuan itu. menurut Chaer, sintaksis adalah subsistem kebahasaan yang membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu ke dalam satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut satuan sintaksis, yakni kata, Frasa, klausa, kalimat, dan wacana.
Adapun sintaksis menurut Ahmad (2002: 1) adalah mempersoalkan hubungan antara kata dan satuan-satuan yang lebih besar, membentuk satuan konstruksi yang disebut kalimat. Ada pula pendapat serupa dengan Ahmad adalah pendapat Syamsuddin yang mengatakan bahwa sintaksis atau disebut juga ilmu tata kalimat menguraikan hubungan antarunsur bahasa untuk membentuk sebuah kalimat.
Sedangkan sintaksis menurut Ramlan, sintaksis merukan sebuah cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa.
Dan dari banyak pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang bidang kajiannya meliputi satuan lingual berwujud kata, frasa, klausa, kalimat hingga wacana.
Frasa tersusun atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Artinya, konstruksi frasa hanya menduduki satu fungsi klausa, unsur S (subjek) saja, unsur P (predikat) saja, unsur O (objek) saja, unsur pelengkap saja, atau unsur K (keterangan) saja. Tidak mungkin suatu konstruksi frasa menduduki fungsi S dan P sekaligus.
Frasa dalam Sintaksis terdiri dari tujuh jenis frasa, yakni Frasa Nominal, Frasa Verbal, Frasa Adjektifal, Frasa Numeralia, Frasa Preposisional, Frasa Adverbial, Frasa Preposisional.
Seperti yang sudah disebutkan dalam judul, makalah ini akan berisi tentang analisis frasa nominal. Apa itu frasa Nominal? Frasa Nominal adalah frasa yang memiliki distribusi dan fungsi yang sama dengan Nomina. Dalam frasa Nominal, yang berfungsi sebagai inti (unsur pusat) adalah nomina.
Contoh frasa nominal, yaitu:
-          Bukan Buku



Pada kata Bukan Buku, kata Bukan berfungsi mewatasi nomina setelahnya, yaitu Buku. Jadi, Bukan Buku adalah termasuk kedalam frasa nominal karena inti dari kedua kata tersebut adalah Buku yang menduduki sebagai kelas kata nomina (kata benda), sedangkan Bukan termasuk kedalam kata negasi yang menyatakan penyangkalan atau kata sangkalan.
Contoh sebelumnya adalah contoh frasa nominal pewatas depan, ada pula contoh frasa nominal pewatas belakang, yaitu:
-          Gadis Cantik



Pada kata Gadis Cantik, kata Gadis berfungsi sebagai inti dan termasuk kedalam kelas kata nomina. Sedangkan kata Cantik berfungsi sebagai pewatas atau penjelas dari kata Gadis. Kata Cantik termasuk kedalam kelas kata Adjektiva (kata sifat). 


A.   Analisis
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa analisis ini dilakukan pada salah satu artikel dari koran kompas terbitan Jumat, 6 Januari 2017 dengan judul kolom kilas politik dan hukum, dengan judul artikel Ketua RT Diduga Menjadi Pelaku Teror Bom terdapat dihalaman 2 pada koran. Analisis ini akan dilakukan setiap satu kalimat dalam artikel. Dalam artikel ini terdapat delapan kalimat dan setiap kalimat terdapat frasa Nominal didalamnya.
Berikut adalah Analisis Frasa Nominal:
1.      Analisis pertama pada kalimat pertama.
Haris Fauzi (44), warga Dusun Krajan, Desa Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dibekuk polisi karena diduga melakukan teror bom.


Kalimat diatas termasuk kedalam klausa bertingkat karena terdapat konjungsi karena ditengah kalimat. Kalusa bertingkat berarti terdapat dua klausa dalam kalimat tersebut.
Dapat ditulis bahwa Haris Fauzi (44) adalah Subjek dengan perluasan tempat Warga Dusun Krajan, Desa Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dilanjutkan dengan kata Dibekuk yang berfungsi sebagai Predikat, dan disempurnakan oleh kata Polisi sebagai Objeknya.
Lalu kalusa bawahan terdapat Haris Fauzi (44) sebagai Subjek yang dilesapkan dari klausa sebelumnya, dilanjutkan dengan Diduga Melakukan yang berfungsi sebagai Predikat, dan disempurnakan oleh frasa Teror Bom sebagai Objeknya.
Dari kalimat tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat enam Frasa Nominal yang ditemukan, yakni Warga Dusun Krajan, Desa Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan Teror Bom. Untuk analisis lebih jelasnya sebagai berikut;
-          Warga Dusun Krajan

Inti dari Frasa diatas adalah termasuk kedalam kelas kata Nomina, yakni Warga sebagai Inti.

-          Desa Tegalrejo

Inti dari Frasa diatas adalah termasuk kedalam kelas kata Nomina, yakni kata Desa sebagai Inti.

-          Kecamatan Tegalrejo

Inti dari Frasa diatas adalah termasuk kedalam kelas kata Nomina, yakni kata Kecamatan sebagai Inti.

-          Kabupaten Magelang

Inti dari Frasa diatas adalah termasuk kedalam kelas kata Nomina, yakni kata Kabupaten sebagai Inti.

-          Jawa Tengah

Inti dari Frasa diatas adalah termasuk kedalam kelas kata Nomina, yakni kata Jawa sebagai Inti.

-          Teror Bom

Inti dari Frasa diatas adalah termasuk kedalam kelas kata Nomina, yakni kata Teror sebagai Inti.

2.      Analisis kedua pada kalimat kedua.
Haris yang juga Ketua RT di dusun setempat membuat dan meletakkan rakitan menyerupai bom di dua lokasi berbeda di Desa Tegalrejo pada Desember 2016 dan awal Januari lalu.


Kalimat diatas terdiri dari empat klausa. Dua klausa pertama adalah klausa setara yang dilengkapi dengan Dan sebagai konjungsi. Ada perluasa subjek diklausa pertama yang menjadi klausa Relatif, maksudnya adalah Subjek yang diperluan dengan yang maka menjadi klausa Relatif. Lalu diklausa kedua terdapat klausa bertingkat, karena ada klausa bawahan setelah predikat.
Kalusa pertama terdiri dari Haris sebagai Subjek yang diperluas dengan klausa Relatif dengan kata yang juga sebagai Subjek, dilanjut dengan Ketua RT sebagai Predikat, lalu terdapat di Dusun Setempat sebagai Keterangan Tempat (K.T). Setelah Haris sebagai Subjek, setelahnya terdapat kata Membuat yang menduduki fungsi Predikat.
Klausa kedua terdiri dari Subjek dengan Haris sebagai Subjek lesapan dari klausa sebelumnya, lalu kata Meletakkan menduduki fungsi Predikat, lalu terjadinya klausa bawahan, dengan kata Rakitan menjadi Subjek dengan kata Menyerupai menjadi fungsi Predikat, lalu di dua lokasi berbeda di Desa Tegalrejo menjadi keterangan Tempat (K.T), dan pada Desember 2016 dan awal Januari lalu menduduki fungsi Keterangan Waktu (K.W).
Dari satu kalimat diatas hanya terdapat satu Frasa Nominal, yakni;
-          Awal Januari lalu

Dari analisis frasa Nominal dapat disimpulkan bahwa yang berterima bila disatukan dalam kalimat adalah Januari Lalu, maka dua kata tersebutlah yang menjadi intinya dan Awal hanya menjadi pewatas, dimana kalimat tidak akan bermasalah ketika digunakan atau tidak digunakannya kata Awal dalam kalimat.

3.      Analisis ketiga pada kalimat ketiga.
Kepala Kepolisian Resor Magelang Ajun Komisaris Besar Hindarsono mengatakan, menurut hasil penyelidikan, pelaku bukan bagian dari jaringan teroris.

Dari kalimat diatas terdapat tiga klausa setara, yakni klausa Kepala Kepolisian Resor Magelang Ajun Komisaris Besar Hindarsono mengatakan. Dengan Kepala Kepolisian Resor Magelang Ajun Komisaris Besar Hindarsono sebagai Subjek, dan mengatakan sebagai Predikat.
Lalu klausa kedua, yakni (Kepala Kepolisian Resor Magelang Ajun Komisaris Besar Hindarsono) menurut hasil penyelidikan. Dengan (Kepala Kepolisian Resor Magelang Ajun Komisaris Besar Hindarsono) sebagai Subjek lesapan dari klausa sebelumnya, lalu menurut menduduki fungsi Predikat, dan hasil penyelidikan menduduki fungsi Objek.
Dari kalimat diatas hanya terdapat satu Frasa Nomina, yakni;
-          Hasil Penyelidikan

Dapat disimpulkan dari analisis Frasa Nominal diatas adalah, bahwa yang menduduki inti dari frasa tersebut adalah Penyelidikan dan kata itu termasuk kedalam kelas kata nomina, sedangkan kata Hasil termasuk kedalam kata pewatas, dimana bila tidak dimasukkan kata Hasil maka kalimat tetap terdengar berterima di masyarakat.

4.      Analisis keempat pada kalimat keempat.
“Motifnya melakukan teror bom semata-mata karena dendam pribadi terhadap seseorang di salah satu pondok pesantren di kecamatan Tegalrejo”, ujarnya, kamis (5/1),

Dari kalimat diatas dapat dianalis dengan adanya tiga klausa, satu klausa utama dan dua klausa bawahan. Dalam kalusa utama terdapat Motifnya sebagai keterangan yang berada di depan subjek. Lalu terdapat Subjek lesapan dari kalimat-kalimat sebelumnya yaitu Haris, dengan predikat melakukan, dan Teror Bom menduduki fungsi Objek. Ada satu kata Adjektiva yang seperti tidak masuk kedalam klausa utama maupun klausa selanjutnya, yaitu Semata-mata.
Lalu klausa kedua terdapat Karena dengan dibantu subjek lesapan dari kalimat sebelumnya, yaitu Haris menduduki fungsi Subjek. Dendam pribadi menduduki fungsi predikat, terhadap seseorang termasuk kedalam Objek yang didendami oleh Haris. di salah satu pondok pesantren di kecamatan Tegalrejo termasuk kedalam keterangan tempat yang dijadikan sasaran Haris dalam melakukan terornya.
Setelah itu terdapat klausa ketiga yang menyatakan Kepala Kepolisian Resor Magelang Ajun Komisaris Besar Hindarsono sebagai subjek lesapan dari kalimat sebelumnya, lalu terdapat kata Ujaranya yang menduduki fungsi Predikat, dilengkapi dengan keterangan waktu yakni Kamis (5/1).
Dari kalimat diatas terdapat dua frasa nominal, yakni; Teror bom, dan Terhadap Seseorang.
-          Teror Bom

Dapat disimpulkan dari analisis frasa Nominal diatas adalah, bahwa yang menjadi inti dari frasa tersebut adalah Teror. Tanpa menggunakan kata Bom kedalam kalimat, maka kalimat tetap akan berterima. Dan kata Teror termasuk kedalam kelas kata Nomina, maka dari itu frasa tersebut dikatakan kedalam Frasa Nominal.

-          Terhadap Seseorang

Dari analisis frasa diatas dapat disimpulkan bahwa yang termasuk kedalam inti adalah kata Seseorang yang menduduki kelas kata nomina. Sedangkan kata Terhadap yang menduduki fungsi pewatas.

5.      Analisis kelima pada kalimat kelima.
Haris ditangkap di rumahnya di Dusun Krajan, Rabu.

Dari kalimat diatas dapat dianalisis dengan satu klausa, Haris menjadi subjek, Ditangkap menduduki fungsi Predikat, lalu terdapat keterangan Tempat dengan frasa di rumahnya di Dusun Krajan, lalu terdapat kata Rabu dengan keterangan Waktu.
Dikalimat ini tidak ditemui adanya Frasa Nominal.

6.      Analisis keenam pada kalimat keenam.
Haris mengaku merakit tiruan bom itu seorang diri.

Dari kalimat diatas dapat dianalisis bahwa Haris termasuk kedalam subjek, Mengaku merakit menduduki fungsi predikat, tiruan bom menduduki fungsi objek, dan seorang diri menduduki fungsi keterangan.
Dari analisis diatas dapat ditemukan  frasa nominal dari fungsi objek dan keteranga, yakni; tiruan bom itu dan seorang diri.
-          Tiruan Bom Itu

Dari analisis frasa diatas dapat disimpulkan bahwa Bom itu menjadi inti dari frasa tersebut, karena kalimat akan terdengar berterima jika hanya memasukkan kata Bom itu saja kedalam kalimat, sedangkan Tiruan termasuk kedalam pewatas yang sifatnya jika tidak dimasukkan pun tidak akan berpengaruh pada kalimat.

-          Seorang diri

Dari analisis frasa diatas dapat disimpulkan bahwa kata Seorang menjadi inti dari frasa tersebut yang termasuk kedalam kelas kata nomina.

7.      Analisis ketujuh pada kalimat ketujuh.
Rakitan pertama ditemukan di dalam tas di depan apotek di Dusun Krajan pada 27 Desember lalu.

Dari kalimat diatas dapat dianalisis bahwa Rakitan pertama menduduki fungsi Subjek, dengan Ditemukan sebagai predikat, lalu di dalam tas di depan apotek di Dusun Krajan menjadi keterangan tempat, dan dengan keterangan waktu yaitu pada 27 Desember lalu.
Dari kalimat diatas dapat ditemukan satu frasa Nominal, yaitu menduduki fungsi subjek.
-          Rakitan pertama

Dari analisis frasa diatas dapat disimpulkan bahwa kata Rakitan menjadi kata inti dari Frasa tersebut.

8.      Analisis kedelapan pada kalimat kedelapan.
Lima hari kemudian, rakitan bom serupa ditemukan di selokan di depan toko oleh-oleh di Dusun Gentan.


Dari kalimat diatas dapat dianalisis terdapatnya satu klausa, dengan keterangan waktu yang menduduki sebelum subjek yaitu lima hari kemudian, lalu baru setelahnya subjek Rakitan bom serupa, lalu yang menduduki fungsi predikat adalah ditemukan, dan kalusa diatas disempurnakan dengan adanya keterangan tempat yakni di selokan di depan toko oleh-oleh Dusun Gentan.
Dari kalusa diatas dapat ditemukan satu Frasa Nominal, yakni yang menduduki fungsi subjek;
-          Rakitan bom serupa

Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa frasa nominal tersebut terdiri dari Rakitan Bom sebagai inti dari frasa tersebut dan Serupa termasuk kedalam pewatas. 

Bab 3
Kesimpulan

A.    Kesimpulan
disimpulkan bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang bidang kajiannya meliputi satuan lingual berwujud kata, frasa, klausa, kalimat hingga wacana.
Frasa tersusun atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Artinya, konstruksi frasa hanya menduduki satu fungsi klausa, unsur S (subjek) saja, unsur P (predikat) saja, unsur O (objek) saja, unsur pelengkap saja, atau unsur K (keterangan) saja. Tidak mungkin suatu konstruksi frasa menduduki fungsi S dan P sekaligus.
Frasa Nominal adalah frasa yang memiliki distribusi dan fungsi yang sama dengan Nomina. Dalam frasa Nominal, yang berfungsi sebagai inti (unsur pusat) adalah nomina.
Analisis ini dilakukan pada salah satu artikel dari koran kompas terbitan Jumat, 6 Januari 2017 dengan judul kolom kilas politik dan hukum, dengan judul artikel Ketua RT Diduga Menjadi Pelaku Teror Bom terdapat dihalaman 2 pada koran. Analisis ini akan dilakukan setiap satu kalimat dalam artikel. Dalam artikel ini terdapat delapan kalimat dan dalam artikel tersebut terdapat empat belas frasa Nominal didalamnya, yakni; Warga Dusun Krajan, Desa Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Tegalrejo, Jawa Tengah, Teror Bom, Awal Januari lalu, Hasil Penyelidikan, Teror Bom, Terhadap Seseorang, Tiruan Bom itu, Seorang Diri, Rakitan Pertama, Rakitan Bom Serupa.

B.     Saran
Dalam analisis selanjutnya disarankan bagi penulis untuk lebih teliti dan lebih komplit tentang materi dan juga penjelasannya.
Daftar Pustaka
-          Koran kompas terbitan Jumat, 6 Januari 2017 dalam kolom berita kilasan politik dan hukum dengan judul artikel Ketua RT Diduga Menjadi Pelaku Teror Bom.
-          Khairah, Miftahul dan Sakura Ridwan. 2014. Sintaksis. Jakarta: Bumi Aksara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar