Senin, 09 Januari 2017

PERLUASAN KALIMAT TUNGGAL DENGAN UNSUR KETERANGAN DALAM CERPEN PAYUNG-PAYUNG BU SURTI  KARYA UTAMI PANCA DEWI



Disusun Oleh:
Febriyani (2125153470)
Kelas:
2 – Sastra Indonesia Linguistik

Dosen Pengampu:
Dr. Miftahul Khairah, M.Hum., M.Phil




PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016
BAB I
PENDADULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bahasa Indonesia, kalimat memiliki arti penting karena merupakan kumpulan kata yang sudah memiliki makna. Jenis kalimat berdasarkan jumlah klausanya dibagi menjadi dua, yaitu, kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa yaitu memiliki satu subjek dan satu predikat. Sedangkan, kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki dua klausa atau lebih. 
Dalam kalimat, untuk menjadi makna yang utuh seringkali orang menambahkan suatu hal untuk memperluas atau melengkapi kalimat tersebut.  Perluasan yang dimaksud adalah dengan menambahkan kata atau frasa. Perluasan kalimat juga dimaksudkan untuk memberi informasi tambahan di dalam kalimat tersebut.  Perluasan kalimat dapat dilakukan dengan penambahan unsur keterangan, nomina vokatif atau konstruksi aposisi, pada penelitian kali ini peneliti hanya memfokuskan penelitian terhadap penambahan unsur keterangan di dalam kalimat tunggal.
Keterangan berfungsi memberikan penjelasan tambahan bagi unsur inti. Karena itu, dalam struktur klausa, keterangan termasuk unsur perferal atau tambahan. Penggunaan unsur keterangan sebagai tambahan dalam kalimat biasa digunakan dalam penulisan di dalam artikel yang ada di dalam media cetak maupun online. Biasanya keterangan digunakan untuk menunjukan keterangan waktu, tempat dan sebagainya.

Pada penelitian kali ini peneliti memfokuskan penelitian terhadap perluasan kalimat tunggal dengan unsur keterangan yang ada di dalam cerpen “Payung-payung Bu Surti” karya Utami Panca Dewi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimana perluasan kalimat tunggal dengan unsur keterangan dalam cerpen “Payung-payung Bu Surti” karya Utami Panca Dewi?

1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana perluasan kalimat tunggal cerpen “Payung-payung Bu Surti” karya Utami Panca Dewi dengan kajian sintaksis.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini untuk digunakan sebagai referensi bagi peneliti berikutnya jika ingin meneliti tentang perluasan kalimat tunggal dengan unsur keterangan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kalimat Tunggal
Menurut Cook, Elson, dan Picket dalam Tarigan (2009:6) kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa bebas tanpa klausa terikat.
Menurut Khairah dan Sakura Ridwan (2014:165) kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Kalimat ini hanya mempunyai satu subjek dan satu predikat.
Menurut Chaer (2015:243) kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya memiliki satu klausa.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya memiliki satu klausa yaitu kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat tanpa klausa terikat.
2.2 Pengertian Keterangan
Menurut Khairah dan Sakura Ridwan (2014: 131) keterangan adalah unsur periferal atau tambahan dan posisinya dalam kalimat bersifat tidak tetap.
Menurut KBBI (2017)  keterangan adalah kelompok kata yang menerangkan (menentukan) kata atau bagian kalimat yang lain.
Menurut Kridalaksana dalam Chaer (2009:24) unsur keterangan merupakan bagian dari luar inti klausa karena kedudukannya lebih fleksibel.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dismpulkan keterangan adalah kelompok kata yang merupakan bagian dari luar klausa atau unsur periferal yang sifatnya tidak tetap atau fleksibel.
2.3 Jenis keterangan
Pada penelitian kali ini peneliti mengacu pada pendapat Khairah dan Sakura Ridwan, berikut jenis kalimat yang ada dalam suatu klausa.
2.3.1 Keterangan tempat
Biasanya ditandai oleh bentuk preposisi di, ke, (di) dalam, dan pada.
2.3.2 Keterangan waktu
Biasanya ditandai dengan bentuk preposisi pada, dalam, se-, sebelum, sesudah, selama, sepanjang. Keterangan ini juga bisa berbentuk nomina atau frasa nominal yang mengacu pada waktu, seperti sekarang, kemarin, tahun.
2.3.3 Keterangan asal
Biasanya ditandai oleh bentuk preposisi dari.
2.3.4 Keterangan alat 
Biasanya ditandai oleh bentuk preposisi dengan.
2.3.5 Keterangan penyerta 
Biasanya ditandai oleh bentuk preposisi dengan, bersama, beserta.
2.3.6 Keterangan perihal 
Biasanya ditandai oleh bentuk preposisi tentang.
2.3.7 Keterangan tujuan 
Biasanya ditandai oleh bentuk preposisi agar, supaya, untuk, bagi, demi.
2.3. 8 Keterangan  sebab
Biasanya ditandai oleh bentuk preposisi karena, sebab.
2.3. 9Keterangan peralihan
Biasanya ditandai oleh bentuk preposisi dari...ke....
2.3.10 Keterangan arah
Biasanya ditandai oleh bentuk preposisi ke, pada.
            2.3.11Keterangan cara 
Biasanya ditandai oleh preposisi dengan, secara, dengan cara, dengan jalan.
2.3.12 Keterangan perbandingan /kemiripan
Biasanya ditandai oleh preposisi seperti, bagaikan, laksana.
2.3. 13Keterangan kesalingan 
Biasanya ditandai oleh preposisi saling atau frasa satu sama lain.
2.3.14 Keterangan modalitas
Adalah bagaian klausa yang menyatakan kemungkinan, harapan, kepastian, kesangsian.
1) Kemungkinan 
Keterangan ini ditandai oleh penggunaan kata mungkin.
2) Kepastian
Keterangan ini ditandai oleh kata pasti, sesungguhnya, sungguh. 
3) Harapan 
Keterangan ini ditandai oleh kata mudah-mudahan, semoga, moga-moga.
4) Kesangsian
Keterangan ini ditandai oleh kata  barangkali, kira-kira, rupanya, kalau-kalau.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisis Perluasan Kalimat Tunggal dengan unsur keterangan dalam Cerpen “Payung-payung Bu Surti” karya Utami Panca Dewi.
Peneliti hanya mengambil sampel sebanyak 10 kalimat tunggal yang ada di dalam cerpen “Payung-payung Bu Surti”, yaitu sebagai berikut:
3.1.1 “Hari ini baru tiga payung yang berpindah tangan.”
Dalam kutipan kalimat tersebut terdapat frasa Hari ini yang berfungsi sebagai keterangan waktu dan terletak di awal kalimat.
3.1.2 “Besok pagi [ia] harus menanak nasi aking lagi.”
Dalam kutipan tersebut terdapat frasa Besok pagi yang berfungsi sebagai keterangan waktu dan terletak di awal kalimat.
3.1.3 “Di pondok kecil berdinding anyaman bambu di dekat tempat pembuangan sampah, nampak lampu masih menyala.”
Dalam kutipan tersebut terdapat dua frasa preposisional, yaitu frasa Di pondok kecil berdinding anyaman bambu dan di dekat tempat pembuangan sampah yang berfungsi sebagai keterangan tempat dan terletak di awal kalimat.

3.1.4 “Di dalam kamar terdengar suara batuk-batuk.”
Dalam kutipan tersebut terdapat frasa di dalam kamar yang berfungsi sebagai keterangan tempat dan terletak di awal kalimat.
3.1.5 “Dua tahun ini penyakit stroke telah menggerogoti raganya.”
Dalam kutipan tersebut tersebut terdapat frasa dua tahun ini yang berfungsi sebagai keterangan waktu dan terletak di awal kalimat.

3.1.6 “Tadi pamit sebentar mau mengerjakan tugas sekolah di rumah temannya.”
Dalam kutipan tersebut terdapat kata tadi yang berfungsi sebagai keterangan waktu yang terletak di awal kalimat dan frasa di rumah temannya yang berfungsi sebagai keterangan tempat yang terletak di akhir kalimat.

3.1.7 “Kok Mbak Pur tiap malam mengerjakan tugas to Pak’e?
Dalam kutipan tersebut terdapat frasa tiap malam yang berfungsi sebagai keterangan waktu yang terletak di tengah kalimat.

3.1.8 “Hari ini Bu Surti tidak berangkat menjajakan payung sewaan seperti biasanya.”
Dalam kutipan tersebut terdapat frasa hari ini yang berfungsi sebagai keterangan waktu yang terletak di awal kalimat dan frasa seperti biasanya yang berfungsi sebagai keterangan perbandingan/kemiripan yang terletak di akhir kalimat.
3.1.9 Tadi malam Purwani, anak gadisnya tidak pulang ke rumah.
Dalam kutipan tersebut terdapat frasa tadi malam yang berfungsi sebagai keterangan waktu yang terletak di awal kalimat dan frasa ke rumah yang berfungsi sebagai keterangan tempat yang terletak di akhir kalimat.

3.1.10 “Pemakaman di sudut kampung itu telah sepi.”
Dalam kutipan tersebut terdapat frasa di sudut kampung itu yang berfungsi sebagai keterangan tempat yang terletak di tengah kalimat.


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya memiliki satu klausa. Kalimat tunggal dapat diperluas dengan unsur keterangan. Berdasarkan hasil analisis di atas, peneliti mengambil sepuluh sampel perluasan kalimat tunggal dengan unsur keterangan dalam cerpen “Payung-payung Bu Surti” karya Utami Panca Dewi. Berikut adalah hasil analisis:
terdapat 3 sampel yang memiliki unsur keterangan waktu di awal kalimat, 
2 sampel yang memiliki unsur  keterangan tempat di awal kalimat, 
2 sampel yang memiliki unsur keterangan waktu di awal kalimat dengan unsur keterangan tempat di akhir kalimat, 
1 sampel yang memiliki unsur keterangan tempat di tengah kalimat, 1 sampel yang memiliki unsur keterangan waktu di awal kalimat dengan keterangan perbandingan/kemiripan di akhir kalimat, 
1 sampel yang memiliki unsur keterangan waktu di tengah kalimat.

4.2 Saran
Sebaiknya jika peneliti lain ingin meneliti hal yang sama pada penelitian ini harus lebih dipersiapkan lagi referensi buku untuk penelitiannya.
Sebaiknya jika peneliti lain ingin meneliti hal yang sama hendaknya objek yang diteliti berbeda dengan penelitian ini contohnya seperti artikel di koran dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar