Polemik Hermeneutika dalam Dimensi Studi Islam
Oleh: Febriyani (2125153470)
Judul: Studi Hermeneutika (Kajian Pengantar)
Penulis: Dr. Edi Susanto, M.Fil.I
Penerbit: Kencana
Cetakan: Cetakan 1, November 2016
Tebal: viii, 126 hlm
ISBN: 978-602-422-041-9
Harga: Rp 40.000
"Al-Quran hanya ditulis di antara goresan dua sampul yang tentu tidak dapat berbicara, maka Al-Quran perlu penafsir dan penafsirnya adalah manusia," (hal 108)
Al-Quran butuh penafsir (manusia) yang tentu saja dalam proses penafsiran tersebut terdapat perbedaan-perbedaaan antar ahli tafsir. Hermeneutika adalah suatu pendekatan yang menawarkan metodologi pengkajian kitab suci, akan tetapi hal ini tak terlepas dari berbagai polemik yang mungkin terjadi. Hal itulah yang menjadi dasar dari Buku Studi Hermeneutika (Kajian Pengantar). Buku yang ditulis oleh Edi Susanto dan diterbitkan oleh Kencana pada November 2016 ini secara garis besar membahas polemik hermeneutika dalam tradisi pemikiran Islam.
Tentu saja, buku merupakan gambaran dari penulisnya. Dengan kata lain, latar belakang buku dan latar belakang penulis memiliki hubungan. Penulis, Edi Susanto, menyelesaikan studi S-2 di IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2004 dengan gelar M.Fil.I (magister filsafat Islam). Penulis sendiri telah menulis beberapa buku yang juga bernafaskan Islam di antaranya Dimensi Studi Islam, dan Dimensi Studi Islam Kontemporer.
Hermeneutika dalam tradisi pemikiran Islam adalah sesuatu yang masih menjadi polemik. Pada satu sisi, ada yang menerima tanpa reserve, namun pada sisi lain ada yang menolaknya secara tegas, dan ada juga yang bersikap moderat.
Di tengah polemik ini sebagai suatu pendekatan, akhir-akhir ini hermeneutika sedemikian digandrungi oleh para peneliti akademis, mulai kritikus sastra, sosiolog, sejarawan, antropolog, filsuf maupun teolog, khususnya untuk mengkaji, memahami, dan manfsirkan teks (scripture) kitab suci, misalnya Injil dan Al-Quran.
Membaca buku ini membuat peresensi mendapatkan banyak pengetahuan baru termasuk kisah-kisah para shahabiyyah (sahabat) nabi, contohnya gambaran kisah Ali bin Abi Thalib yang berseteru dengan kelompok Khawarij di halaman 108.
"Wahai Al-Quran, berbicaralah kepada manusia, kata Ali. Orang Khawarij di sekitar Ali dengan gusar berkata: Hai Ali, Engkau mengejek kami? kemudian Ali berkata, Al-Quran hanya lembaran kertas dan tinta yang tidak dapat berbicara, dan manusialah yang berbicara atas nama Al-Quran. Al-Quran hanya ditulis di antara goresan dua sampul yang tentu tidak dapat berbicara, maka Al-Quran perlu penafsir dan penafsirnya adalah manusia *48"
Dalam kutipan tersebut terdapat simbol *48 yang menandakan ada catatan kaki mengenai kisah tersebut. Nah, kelebihan lainnya adalah buku ini juga dilengkapi dengan footnote (catatan kaki) di setiap pembahasan sehingga pembaca dapat menelusuri sumber lebih jauh lagi.
Berbicara mengenai desain buku, desain cover bagian depan buku dengan desain cover belakang buku ini harmonis. Akan tetapi, jika kita memerhatikan bagian cover depan, perbandingan antara tata letak gambar dengan judul, nama penulis dan logo penerbit kurang berirama dengan baik karena gambar terlalu besar.
Dari segi organisasi buku, sayangnya, gambar yang ada di cover buku tidak mendukung rumusan tema yang ada di dalam buku tersebut.
Kemudian, kelemahan buku ini yaitu masih ada beberapa kata yang mengalami saltik (salah ketik). Contohnya adalah pada halaman 39 (Paragraf 2) dan halaman 34 (paragraf 4) berikut,
“Menjurut Zainal Abidin... (hal 39, paragraf 2)
.... hermeneutika gerhadap studi keislaman.. (hal 34, paragraf 4)
Selain itu, kelemahan lainnya adalah terdapat kata yang ditulis berulang-ulang. Contohnya adalah "Maka kaum liberal menggunakan menggunakan metode..." (hal 36, paragraf 1).
Namun, terlepas dari kelemahan-kelemahan buku ini, tetaplah buku ini memberikan pengetahuan baru yang beberapa pembahasannya diberikan dalam bentuk analogi yang menarik serta contoh konkret dalam kehidupan. Buku ini sangat cocok untuk masyarakat umum khususnya, mahasiswa yang mempelajari Hermeneutika yang ingin mengetahui dasar-dasar hermeneutika dan polemik hermeneutika dalam Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar