Minggu, 28 Mei 2017

Menulis Itu Mudah, Kok!

Menulis Itu Mudah, Kok! 

oleh Tiara Jasmine 




Judul               : Bagaimana Saya Menulis
Penulis            : M. Alfan Alfian
Penerbit           : PT Penjuru Ilmu Sejati
Cetakan           : I, 2016
Tebal               : 212 halaman
ISBN              :978-602-0967-06-6
Harga              : Rp55.000,-

“K

arena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.” Kira-kita begitulah ucapan seorang Pramoedya Ananta  yang biasa disebut Pram yang juga memengaruhi sang penulis untuk tetap menulis. Khususnya menulis opini dan esai di media massa. Kebiasaan menulis membuat seseorang dituntut untuk terus belajar dan actual (up date). Penulis itu manusia pembelajar. Ia harus menggali ide-ide dan menuliskannya. Penulis perlu gagasan. Tanpa itu tidak akan ada yang bisa ditulis. Tanpa sikap yang terbuka dalam menyerap banyak hal tidak akan ada gagasan yang istimewa. Begitulah pikiran seorang Alfan Alfian yang merupakan lulusan S-1 di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang (selesai 1996). Mitos yang beredar bahwa tulisan seorang pemula akan lebih sulit diterbitkan di media massa. Faktanya adalah tidak ada yang namanya penulis pemula atau bukan pemula, yang penting, apakah Anda punya gagasan ? Mereka yang mau menuliskan gagasannya adalah mereka yang berani. Faktor diterbitkannya sebuah tulisan itu tergantung pada isi dari tulisan tersebut. Banyak-banyaklah menulis sehingga mampertajam kemampuan Anda.

Bernama lengkap Muhammad Alfan Alfian Mahyudin. Ia lahir di Klaten, Jawa Tengah, 15 Februari 1973. Menyelesaikan pendidikan SD dan SMP di Polanharjo, Klaten; SMA Negeri 4 Surakarta; S-1 di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang (selesai 1996), S-2 Ilmu Politik Universitas Nasional (lulus 2005), kini tengah menempuh studi S-3 jurusan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Alfan pernah bekerja sebagai wartawan Majalah Properti Indonesia (1996-1998). Wartawan dan Dewan Redaksi Majalah Amanah (1998-2000); Staf Ahli Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (1998-2000); Staf Ahli Fraksi Golkar (2003- 2004), dan berbagai peneliti antara lain pada Komunitas untuk Transformasi Sosial (Katalis); Institute for Transformation Studies (Intrans), Institute of Democracy Indonesia, ACG Advisory Group, Gerakan Jalan Lurus (GJL) dan The Akbar Tandjung Institute. Kini dosen Jurusan Ilmu Hubungan Internasional dan pasca-Sarjana Ilmu Politik Universitas Nasional, Jakarta.

Penulis menulis di pelbagai media massa antara lain di harian KompasRepublikaMedia IndonesiaSuara PembaruanSinar HarapanThe Jakarta PostJawa Pos, Koran Tempo, Bisnis IndonesiaSeputar IndonesiaPelitaJurnal NasionalSuara MerdekaKontan, dan sebagainya. Selain itu menjadi kontributor dan editor berbagai buku, buku-buku karyanya sendiri antara lain Mahalnya Harga Demokrasi: Catatan atas Dinamika Politik Pasca Orde Baru, Naik dan Jatuhnya Abdurrahman  Wahid (Jakarta, Intrans, 2001); Menjadi Pemimpin Politik, Perbincangan Kepemimpinan dan Kekuasaan (Jakarta, Gramedia, 2009); Demokrasi Pilihlah Aku (Malang, Intrans, 2009 dan 2012); Pemimpin yang Pelayan (Malang, Intrans, 2009); Kekuatan Pemimpin (Jakarta, Kubah Ilmu, 2012) dan Novel Akulah Beo! (Jakarta, Kubah Ilmu, 2012).

Berbeda dari buku-buku lainnya, buku ini lebih mengedepankan metode tanya jawab. Fokusnya membicarakan bagaimana cara, lika-liku, misteri, dan ajaibnya menulis di media massa. Yang menyenangkan pula dari buku ini, karena menggunakan metode tanya jawab, pembaca seakan sedang diceritakan bagaimana kisah hidup seseorang dalam mencapai kesuksesannya. Adanya kata-kata mutiara dan sosok dari orang-orang hebat seperti Ernest Hemingway, Moh. Hatta, Muhammad Ali, Kishore Mahbubani, dll yang membuat buku ini lebih terasa asik saat dibaca kerena tidak melulu berisi tulisan. Kata-kata Muhammad Ali, misalnya, ia mengatakan, “The man who has no imagination, has no wings”. Menurut penulis, kreativitas juga dibutuhkan dalam menulis. M. Alfan menjabarkan tips-tips serta mitos dan fakta dalam menulis pada buku ini. Kelebihan lainnya, buku ini dilengkapi dengan opini dari orang-orang yang ahli di bidangnya yang dimuat di media massa sebagai contoh, seperti esai dari Kridalaksana yang ahli di bidang bahasa. Namun banyak juga menampilkan opini dan resensi penulis yang pernah dimuat di media massa, tentu saja. Selain itu yang menjadikan buku ini pantas dipercaya adalah adanya sumper-sumber akurat yang mendukung pemikiran sang penulis.

Bahasa yang digunakan pun cenderung mudah dipahami dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Meski beberapa kali adanya penggunaan bahasa asing dan daerah dalam penulisannya, kata-kata tersebut tetap ditulis berdasar aturan bahasa Indonesia, yaitu dengan huruf miring.

Sungguh tidak ada kesempurnaan selain milik-Nya. Banyaknya kesalahan tik membuat buku ini menjadi tidak sempurna. Contoh kata yang sering saltik adalah “angat” yang seharusnya “sangat”, “masional” yang seharusnya nasional, “dikiram” yang seharusnya dikirim, dll. Kesalahan tulisan-tulisan tersebut masih bisa dimengerti maksudnya sehingga tidak menimbulkan kesalahan arti kalimat.

Secara fisik, buku ini sangat menarik mata dengan tampilan buku berwarna merah dan kuning. Menyimbolkan keberanian dalam menulis. Tampilan luar yang sangat kuat, tetapi lemah di bagian dalam. Karena kertas pada buku ini mudah sekali sobek jika pembaca tidak hati-hati membuka lembarannya

Terlepas dari kekurangan yang ada, buku ini cocok untuk orang-orang yang baru menulis maupun yang sudah menulis tetapi tidak sabar ingin tulisannya dimuat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar