PEREMPUAN JUGA BISA
Oleh: Elfrida Sakti Aulia
Dalam era globalisasi yang serba modern saat ini, kaum
perempuan dituntut agar bisa terus maju dan semakin maju dan tidak boleh kalah
dalam mencapai mimpinya. Tidak sedikit dari kalian yang sering mendengar atau
bahkan mengalami bahwa kita para perempuan tidak diharuskan memiliki pendidikan
yang tinggi, kita sebagai perempuan tidak usah bermimpi yang tinggi-tinggi
karena kodratnya seorang perempun adalah mengurus suami dan anak, mengurus
rumah tangga. Namun zaman telah berubah. Bukan berarti semua peryataan diatas
adalah salah, seorang perempuan memang dikodratkan untuk menjadi seorang ibu
dan seorang istri dan harus bisa menjaga suami, anak dan rumah tangganya, tapi
tidak menutup kemungkinan bahwa seorang perempuan juga bisa mendapatkan
pendidikan tinggi, tidak hanya sebatas bermimpi tapi seorang perempuan juga
bisa meraih mimpi tersebut dan mewujudkannya, seperti inti dari buku ini,
jangan hanya karena kita terlahir sebagai seorang perempuan bukan berarti kita
tidak bisa melakukan sesuatu yang kuat, sesuatu yang biasa dilakukan oleh kaum
laki-laki, bukan?
Buku Superb Female
Guide: Menjadi wanita tangguh, tahan banting, dan fabulous ini ditulis oleh
Dian Dwi Anisa, seorang penulis yang lahir di Tegal 8 Januari 1991 dan lulusan
Universitas Negeri Yogyakarta jurusan Pendidikan Bahasa Jerman. Buku yang
ditulis oleh penulis tentu saja bukan hanya buku Superb Female Guide: Menjadi wanita tangguh, tahan banting, dan
fabulous saja, ada 2 buku lainnya yaitu: “Be A Super Good Leader: Because Good Is Not Enough” dan “Cara Mudah dan Praktis Belajar Bahasa
Jerman”.
Cover dari buku ini cukup menarik menurut peresensi
pribadi karena pada bagian cover berwarna merah terang dimana warna ini bisa
menjadi daya tarik tersendiri, judul
buku berwarna putih dan berukuran cukup besar sehingga dapat terbaca dengan
jelas, dan yang tidak kalah menarik adalah adanya gambar lipstick pada bagian bawah buku yang merupkan ciri khas dari seorang
perempuan. Seperti yang kita ketahui, dalam hidup ini tentu saja selalu ada
kelebihan dan kekurangan, begitu pula dengan buku ini. Buku ini ditulis dengan
menggunakan bahasa yang ringan dan tidak terlalu bertele-tele dalam penjelasannya, selain itu juga terdapat gambar/ilustrasi
yang menarik disetiap awal subbab nya,
serta terdapat suatu hiasan berupa garis bergelombang dibagian bawah setiap
halaman. Ukuran font pada buku ini
cukup jelas untuk dibaca, tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil,
serta berat dari buku ini cukup ringan sehingga walaupun buku ini lumayan besar
dan tebal jadi kita tidak keberatan jika membawanya. Organisasi/hubungan dalam
buku ini sudah cukup teratur dan berurut antara bab satu dengan bab yang lain.
Kekurangan dalam buku ini adalah penggunaan istilah-istiah gaul yang terlalu banyak, baik dalam bahasa Inggris ataupun bahasa
Indonesia yang digunakan seperti “by the
way”, “gak jaman deh”, “gak gitu juga, keleus”, “dari sononya” dan menurut
peresensi secara pribadi hal tersebut terasa sedikit menggangu. Jika penggunaan
nya hanya untuk sekedar pemanis atau sebagai penghilang rasa kaku, itu merupakan sebuah kelebihan dan itu
adalah wajar, namun jika digunakan terlalu sering dan berlebih maka hal
tersebut bisa membuat beberapa pembaca merasa menjadi tidak nyaman dalam
membacanya. Kekurangan yang lain adalah penulis tidak menggunakan jenis
paragraf justify dalam menuliskan
bukunya melainkan menggunakan align left.
Namun dibalik segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada buku ini, inti
dari buku ini adalah mengajak kita para kaum perempuan agar bisa tahan banting,
tidak cengeng, dan tidak mudah menyerah dalam menjalani
hidup yang semakin hari semakin bertambah tantangan nya.
Dalam buku ini juga terdapat banyak sekali kutipan-kutipan
yang ditulis oleh penulis, peresensi mengambil 2 kutipan diantaranya adalah “Feeling sorry for yourself, and your
present condition, is not only waste of enery but the worst habit you could
possibly have”. Penulis mengutipnya dari Dale Carneige, seorang penulis dan
pengajar di Amerika Serikat (hal.45). Dan “Orang
yang membiarkan dirinya berbohong sekali, akan menyadari bahwa lebih mudah
untuk berbohong untuk kedua dan ketiga kali sampai menjadi kebiasaan.” Penulis
mengutipnya dari Thomas Jefferson, seorang mantan Presiden Amerika Serikat
(hal. 63). Dan kali in peresensi juga ingin mengutipkan sesuatu dari buku ini,
yaitu “Untuk mengembangkan inner beauty
dalam dirimu, satu hal yang perlu kamu sadari adalah mengenal dan menilai
dirimu sendiri dengan jujur” (hal.35). jadi agar bisa mendapatkan inner beauty yang sesungguhnya maka kita
harus percaya bahwa kamulah yang paling mengetahui dirimu sendiri.
Sasaran dari buku ini adalah tidak ditujukan pada
perempuan saja, namun juga ditujukan pada laki-laki agar mereka memahami
bagaimana rasanya menjadi seorang perempuan, memahami seluk-beluk tentang
perempuan dan yang paling terpenting buku ini mengajarkan kita bahwa semua
wanita, baik remaja, dewasa, maupun yang sudah tua, harus bisa percaya diri
bahwa segalanya adalah mungkin, tidak terbatas apakah kalian seorang perempuan
atau bukan, jika kita punya mimpi dan berusaha mencapainya dengan usaha yang
kuat, maka kita pasti bisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar