Judul Buku : Tips
& Trik Juara Lomba Menulis Ilmiah dengan 5T dan Metode "Asah
Pena":
Pengalaman 30 Prestasi Finalis dan Juara Lintas Tingkat
Penulis : Bahar
Sungkowo, M.Pd
Penerbit : Maghza
Pustaka
Cetakan : I,
Februari 2017
Tebal : xii
+ 250 halaman
Ukuran : 21
cm
ISBN : 978-602-60439-4-8
Harga : -
Hanya ada dua papan
yang dapat ditulis sebagai upaya mengenang seseorang selama hayatnya. Yang
pertama adalah "papan nisan setelah meninggal". Kedua "cover
buku".
Seperti
itulah, salah satu kutipan yang paling menarik dari buku dengan judul “Tips
& Trik Juara Lomba Menulis Ilmiah dengan 5T dan Metode “Asah Pena”
berdasarkan pengalaman 30 prestasi dari penulis buku sendiri, yaitu Bahar
Sungkowo, M.Pd. Buku ini, membahas
tentang bagaimana membudayakan menulis dengan 5T, agar kita dapat meningkatkan
kemampuan dalam menulis ilmiah. Selain itu, juga diberikan tips dan trik
lengkap dari penulis berdasarkan pengalamannya dalam mengikuti lomba dengan
menggunakan metode “Asah Pena”.
Bahar
Sungkowo, lahir di Purwokerto pada tanggal 8 Oktober 1968. Profesi yang
dijalaninya sehari-hari adalah sebagai seorang guru IPS di SMP Internat
Al-Kausar, Kabupaten Sukabumi. Ia mengajar sejak tahun 1996, dan telah meraih
berbagai macam prestasi, yaitu guru berprestasi I tingkat Kabupaten Sukabumi di
tahun 2006, Juara III tingkat nasional lomba simposium Guru dan Tenaga
Kependidikan (GTK) tahun 2016, juga tercatat sebanyak 35 prestasi sebagai guru
selama 20 tahun ia menjalankan tugas dan kewajibannya. Jabatannya saat ini,
sebagai Kepala Bidang Pelatihan dan Peningkatan Mutu Guru dalam Organisasi
Ikatan Guru Indonesia (IGI). Sementara itu,
Seorang
bapak yang dianugerahi tiga orang anak dari satu orang istri ini, dalam bukunya
menyebutkan bahwa, menulis adalah denyut
nadi, menulis adalah oksigen untuk perkembangan benak dan nalar kritis seorang
guru dan non-guru, menulis adalah pembuka rezeki guru dan non-guru, dan menulis
adalah bukti konkrit profesionalisme seorang guru dan non-guru. Hal tersebut adalah salah satu kutipan
yang dapat dijadikan motivasi untuk kita dalam membuat karya tulis. Selain kata
atau kalimatnya yang menarik, kelebihan lain dari buku ini yang paling utama,
yaitu berdasarkan pengalaman langsung dari penulis, beserta contoh-contoh hasil
tulisan ilmiah yang berhasil meraih prestasi, dan tak lupa penjelasan metode
"Asah Pena" yang digunakan oleh penulis dan penerapan praktisnya.
Suatu
kelebihan tentunya tak akan pernah luput dari kekurangan, karena seperti yang kita
ketahui bahwa semata-mata kesempurnaan hanyalah milik Yang Maha Kuasa. Dan,
begitu pula dengan buku ini yang juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya
yaitu pilihan kata yang digunakan oleh penulis dibeberapa bagian terkadang
serasa kurang tepat, bahkan ada beberapa kata tidak baku yang digunakan,
misalnya seperti kata buat yang
dengan mudahnya dapat kita temui dibagian belakang sampul buku ini atau yang
biasa disebut sinopsis buku. Lalu, kurangnya penggunaan tanda baca, sehingga
ada beberapa kata atau kalimat yang
ketika dibaca memiliki makna yang membingungkan. Selain itu, ada kata yang
seharusnya menggunakan huruf kapital diawal penulisan, tetapi penulis
menggunakan huruf kecil. Adapun kesalahan yang seharusnya menggunakan huruf
kecil, tetapi penulis menggunakan huruf kapital. Lalu, ada kata hubung yang
digunakan berkali-kali dalam satu kalimat, sedangkan di lain kalimat malah
kekurangan kata hubung. Dan, kesalahan yang paling sering ditemukan adalah
kurangnya keterkaitan antar kalimat bahkan antar kata. Sehingga, kita
dipatutkan untuk membacanya berkali-kali agar dapat menangkap maksud dari
penulis. Padahal, sebetulnya penulis menggunakan pilihan kata yang mudah
dimengerti. Selain itu, juga terdapat kesalahan pengetikan yang ditemukan
beberapa kali.
Meskipun demikian, pembahasan yang
disajikan penulis dalam buku ini sangat lengkap dan baik. Jika diuraikan, pada
bab pertama kita dapat menemukan penjelasan mengenai hakikat menulis, arti
penting menulis bagi guru dan non-guru, dan guru mulia karena karya. Selain
itu, pada bab ini penulis juga memberikan suntikan motivasi bagi guru dan
non-guru dalam menulis. Lalu, bab kedua mengenai spirit sebagai pembuka ide
menulis, bagaimana landasan hukum karya tulis ilmiah, macam-macam karya tulis,
dan diberikan juga kalender kegiatan lomba karya tulis ilmiah. Pada bab ketiga,
penulis menjelaskan perihal budaya 5T yang mendorong untuk menulis dan
menjadikan menulis sebagai budaya produktifnya. Bab keempat merupakan bab yang
memberikan penjelasan menyeluruh mengenai metode "Asah Pena", yakni
melaksanakan eight tecnics for
effectivity quantum writing untuk menulis dengan smart dan efektif. Metode ini dilengkapi dengan bimbingan steps by steps agar pembaca mampu
memahami langkah-langkah dari delapan teknik pada metode "Asah Pena".
Selanjutnya, bab kelima menyajikan contoh-contoh tulisan atau naskah milik
Bahar Sungkowo. Naskah-naskah tersebut tentunya telah meraih prestasi juara di
berbagai lomba tingkat regional maupun nasional, bahkan salah satunya adalah
juara lomba artikel symposium guru dan tenaga kependidikan se-Indonesia dalam
rangka Hari Guru Nasional November 2016 yang lalu.
Dan yang terakhir, yaitu pada bab keenam,
penulis memberikan penutup dengan kesimpulan dan kutipan dari penulis buku ini
sendiri, juga satu kutipan singkat milik Wiji Tukul yang berbunyi "jika aku menulis dilarang, maka aku
akan menulis dengan tetes darah." Dan, pada bagian akhir penutup
terdapat kata-kata dari penulis yang cukup menggugah, yaitu mari menulis, ukir sejarah diri dengan menulis.
Selama masih ada kesempatan, halangan dapat dilalui, dan kita mampu untuk
menuliskan kata-kata dalam kertas, meskipun dalam sanubari sendiri.
Sungguh, terlepas dari segala kekurangan dari buku
ini, selain sesuai untuk para tenaga kependidikan, buku ini juga sesuai dengan
kita semua yang tertarik untuk sekedar menghasilkan satu karya tulis atau bila
ingin banyak menghasilkan karya tulis ilmiah seperti yang telah penulis buku
ini lakukan.
Karena, menurut Bahar Sungkowo, menulis dapat mengembangkan ide-ide yang ada di benak kita. Menulis
melancarkan narasi bahasa hati seorang penulis, menjadikan pemikiran kita unik,
menjadikan jiwa kita lepas merdeka, membuat jiwa kita inspiratif, dan
menjadikan hidup kita serasi. Untuk itu, mari membiasakan menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar