Minggu, 28 Mei 2017

Berkarya dengan 5T dan Asah Pena









Oleh Erika Hermawati


Judul Buku       :           Tips & Trik Juara Lomba Menulis Ilmiah dengan 5T dan Metode "Asah
Pena": Pengalaman 30 Prestasi Finalis dan Juara Lintas Tingkat
Penulis             :           Bahar Sungkowo, M.Pd
Penerbit          :           Maghza Pustaka
Cetakan           :           I, Februari 2017
Tebal               :           xii + 250 halaman
Ukuran            :           21 cm
ISBN                 :           978-602-60439-4-8

Harga              :               -

Hanya ada dua papan yang dapat ditulis sebagai upaya mengenang seseorang selama hayatnya. Yang pertama adalah "papan nisan setelah meninggal". Kedua "cover buku".
Seperti itulah, salah satu kutipan yang paling menarik dari buku dengan judul “Tips & Trik Juara Lomba Menulis Ilmiah dengan 5T dan Metode “Asah Pena” berdasarkan pengalaman 30 prestasi dari penulis buku sendiri, yaitu Bahar Sungkowo, M.Pd. Buku ini, membahas tentang bagaimana membudayakan menulis dengan 5T, agar kita dapat meningkatkan kemampuan dalam menulis ilmiah. Selain itu, juga diberikan tips dan trik lengkap dari penulis berdasarkan pengalamannya dalam mengikuti lomba dengan menggunakan metode “Asah Pena”.
Bahar Sungkowo, lahir di Purwokerto pada tanggal 8 Oktober 1968. Profesi yang dijalaninya sehari-hari adalah sebagai seorang guru IPS di SMP Internat Al-Kausar, Kabupaten Sukabumi. Ia mengajar sejak tahun 1996, dan telah meraih berbagai macam prestasi, yaitu guru berprestasi I tingkat Kabupaten Sukabumi di tahun 2006, Juara III tingkat nasional lomba simposium Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) tahun 2016, juga tercatat sebanyak 35 prestasi sebagai guru selama 20 tahun ia menjalankan tugas dan kewajibannya. Jabatannya saat ini, sebagai Kepala Bidang Pelatihan dan Peningkatan Mutu Guru dalam Organisasi Ikatan Guru Indonesia (IGI). Sementara itu, 
Seorang bapak yang dianugerahi tiga orang anak dari satu orang istri ini, dalam bukunya menyebutkan bahwa, menulis adalah denyut nadi, menulis adalah oksigen untuk perkembangan benak dan nalar kritis seorang guru dan non-guru, menulis adalah pembuka rezeki guru dan non-guru, dan menulis adalah bukti konkrit profesionalisme seorang guru dan non-guru. Hal tersebut adalah salah satu kutipan yang dapat dijadikan motivasi untuk kita dalam membuat karya tulis. Selain kata atau kalimatnya yang menarik, kelebihan lain dari buku ini yang paling utama, yaitu berdasarkan pengalaman langsung dari penulis, beserta contoh-contoh hasil tulisan ilmiah yang berhasil meraih prestasi, dan tak lupa penjelasan metode "Asah Pena" yang digunakan oleh penulis dan penerapan praktisnya.
Suatu kelebihan tentunya tak akan pernah luput dari kekurangan, karena seperti yang kita ketahui bahwa semata-mata kesempurnaan hanyalah milik Yang Maha Kuasa. Dan, begitu pula dengan buku ini yang juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya yaitu pilihan kata yang digunakan oleh penulis dibeberapa bagian terkadang serasa kurang tepat, bahkan ada beberapa kata tidak baku yang digunakan, misalnya seperti kata buat yang dengan mudahnya dapat kita temui dibagian belakang sampul buku ini atau yang biasa disebut sinopsis buku. Lalu, kurangnya penggunaan tanda baca, sehingga ada  beberapa kata atau kalimat yang ketika dibaca memiliki makna yang membingungkan. Selain itu, ada kata yang seharusnya menggunakan huruf kapital diawal penulisan, tetapi penulis menggunakan huruf kecil. Adapun kesalahan yang seharusnya menggunakan huruf kecil, tetapi penulis menggunakan huruf kapital. Lalu, ada kata hubung yang digunakan berkali-kali dalam satu kalimat, sedangkan di lain kalimat malah kekurangan kata hubung. Dan, kesalahan yang paling sering ditemukan adalah kurangnya keterkaitan antar kalimat bahkan antar kata. Sehingga, kita dipatutkan untuk membacanya berkali-kali agar dapat menangkap maksud dari penulis. Padahal, sebetulnya penulis menggunakan pilihan kata yang mudah dimengerti. Selain itu, juga terdapat kesalahan pengetikan yang ditemukan beberapa kali.
Meskipun demikian, pembahasan yang disajikan penulis dalam buku ini sangat lengkap dan baik. Jika diuraikan, pada bab pertama kita dapat menemukan penjelasan mengenai hakikat menulis, arti penting menulis bagi guru dan non-guru, dan guru mulia karena karya. Selain itu, pada bab ini penulis juga memberikan suntikan motivasi bagi guru dan non-guru dalam menulis. Lalu, bab kedua mengenai spirit sebagai pembuka ide menulis, bagaimana landasan hukum karya tulis ilmiah, macam-macam karya tulis, dan diberikan juga kalender kegiatan lomba karya tulis ilmiah. Pada bab ketiga, penulis menjelaskan perihal budaya 5T yang mendorong untuk menulis dan menjadikan menulis sebagai budaya produktifnya. Bab keempat merupakan bab yang memberikan penjelasan menyeluruh mengenai metode "Asah Pena", yakni melaksanakan eight tecnics for effectivity quantum writing untuk menulis dengan smart dan efektif. Metode ini dilengkapi dengan bimbingan steps by steps agar pembaca mampu memahami langkah-langkah dari delapan teknik pada metode "Asah Pena". Selanjutnya, bab kelima menyajikan contoh-contoh tulisan atau naskah milik Bahar Sungkowo. Naskah-naskah tersebut tentunya telah meraih prestasi juara di berbagai lomba tingkat regional maupun nasional, bahkan salah satunya adalah juara lomba artikel symposium guru dan tenaga kependidikan se-Indonesia dalam rangka Hari Guru Nasional November 2016 yang lalu.
Dan yang terakhir, yaitu pada bab keenam, penulis memberikan penutup dengan kesimpulan dan kutipan dari penulis buku ini sendiri, juga satu kutipan singkat milik Wiji Tukul yang berbunyi "jika aku menulis dilarang, maka aku akan menulis dengan tetes darah." Dan, pada bagian akhir penutup terdapat kata-kata dari penulis yang cukup menggugah, yaitu mari menulis, ukir sejarah diri dengan menulis. Selama masih ada kesempatan, halangan dapat dilalui, dan kita mampu untuk menuliskan kata-kata dalam kertas, meskipun dalam sanubari sendiri. Sungguh, terlepas dari segala kekurangan dari buku ini, selain sesuai untuk para tenaga kependidikan, buku ini juga sesuai dengan kita semua yang tertarik untuk sekedar menghasilkan satu karya tulis atau bila ingin banyak menghasilkan karya tulis ilmiah seperti yang telah penulis buku ini lakukan.
Karena, menurut Bahar Sungkowo, menulis dapat mengembangkan ide-ide yang ada di benak kita. Menulis melancarkan narasi bahasa hati seorang penulis, menjadikan pemikiran kita unik, menjadikan jiwa kita lepas merdeka, membuat jiwa kita inspiratif, dan menjadikan hidup kita serasi. Untuk itu, mari membiasakan menulis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar